Cerita Lirih Komunitas Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Polres Cianjur
Sejumlah korban kecelakaan lalu lintas berbagi cerita dengan ratusan anggota klub motor dan paguyuban motor ojeg di Cianjur, Rabu (8/2/2017).
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Dian Nugraha Ramdani
CIANJUR, TRIBUNJABAR.CO.ID - Sejumlah korban kecelakaan lalu lintas berbagi cerita dengan ratusan anggota klub motor dan paguyuban motor ojeg di Cianjur, Rabu (8/2/2017).
Kehadiran mereka diharapkan dapat menjadi contoh bagi siapapun untuk senantiasa berhati-hati dalam berkendara di Jalan Raya. Kegiatan ini digelar Satuan Lalu Lintas Polres Cianjur.
Bripka Ayi Hidayat (50) misalnya. Anggota Unit Dikyasa Polres Cianjur ini harus berjalan memakai tongkat setelah terlibat kecelakaan. Kaki kanan Ayi patah saat tabrakan di Sarongge, Cugenang, saat naik motor.
"Saya jatuh dan kaki tergilas. Sebelumnya saya bisa berjalan dengan baik, bisa bekerja dengan maksimal. Setelah kecelakaan saya jadi begini, jalan pun harus pakai alat bantu," ujar Ayidi aula Polres Cianjur.
Ayi menegaskan kecelakaan bisa menimpa siapa pun. Termasuk dirinya yang anggota polisi. Kecelakaan juga tidak memandang usia. Menjadi kebutuhan setiap pengendara untuk berhati-hati.
Ada juga Rohman (40), warga Cimuti, Kecamatan Karangtengah. Dia terlibat kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari Cianjur ke Cimuti.
"Saya ada di belakang angkot. Mendadak angkot berhenti, untuk menghindar saya banting kemudi ke kanan, tapi dari depan melaju cepat motor yang lain dan terjadilah kecelakaan itu," ujar Rohman.
Rohman tak sadarkan diri. Ketika terbangun kakinya patah.
"Saya kerja serabutan waktu itu. Sekarang malah belum bisa bekerja lagi. Korban kecelakaannya saya, tetapi yang menjadi korban juga istri dan anak saya karena mereka kehilangan tulang punggung keluarga yang bisa maksimal bekerja," ia menambahkan.
Kehadiran korban-korban kecelakaan dalam forum ini, sekaligus menjadi pembuka Pembentukan Komunitas Korban Kecelakaan Lalu Lintas Satlantas Polres Cianjur.
Kasatlantas Polres Cianjur, Erik Bangun Prakasa, mengatakan komunitas ini dibentuk agar setiap masyarakat mengerti bahaya kecelakaan, serta bisa menanggulangi akibat fatal jika menemukan seseorang menjadi korban kecelakaan.
"Ada dokter polisi yang mempresentasikan bagaimana semestinya korban kecelakaan diberi pertolongan pertama. Habis dari forum ini, klub motor dan komunitas ojeg akan memberi tahu kembali hal itu ke masyarakat di lingkungan mereka," kata Erik.