Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Proyek Pembangunan Pipa Bawah Laut Kilang Balongan Resmi Dimulai

Rini Soemarno dan Jonan mendatangi kilang Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/12/2017) siang.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
zoom-in Proyek Pembangunan Pipa Bawah Laut Kilang Balongan Resmi Dimulai
Apfia Tioconny Billy
Sekretaris daerah Indramayu Akhmad Bahtiar, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi, Direktur Jenderal Migas IGN Wiratmaja Puja, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Plt. Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani saat meresmikan pembangunan kilang Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/2/2017). 

Berita ini telah mengalami ralat dari judul sebelumnya 'Proyek Pembangunan Kilang Balongan Resmi Dimulai'

TRIBUNNEWS.COM, BALONGAN - Menteri Badan Usaha Milk Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (BUMN) Ignasius Jonan mendatangi kilang Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/12/2017) siang.

Kedatangan keduanya guna melakukan peletakan batu pertama (Groundbreaking) sekaligus peresmian dimulainya pembangunan fasilitas submarine pipe line (SPL), atau pipa minyak bawah laut, dan single point mooring (SPM) titik tambat tanker untuk muat dan bongkar muatan kilang.

Peresmian yang dilakukan kedua menteri tersebut juga ikut didampingi oleh Pelaksana Tugas Direktur Utama Yenni Andayani beserta jajaran manajemen Pertamina, dan juga Sekretaris daerah Indramayu Akhmad Bahtiar.

Ignasius Jonan memuji cara Pertamina dalam mengembangkan kilang yang diharap dapat meningkatkan upaya peningkatan kapasitas kilang nasional.

“Saya appreciate Pertamina melakukan improvement terhadap kilang existing-nya, seperti halnya proyek SPL/SPM ini. Kami dukung upaya peningkatan kapasitas kilang nasional, baik melalui proyek RDMP mail-in NGRR,” ungkap Ignasius Jonan, Kamis (16/2/2017).

Dalam sambutannya Jonan menerangkan saat ini kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional, dalam rancangan Rencana Umum Energi Nasional (RUMN) kapasitas kilang nasional akan ditingkatkan lebih dari dua juta bdp pada 2025 nantinya.

Berita Rekomendasi

"Regulasi ini untuk mempercepat dan memudahkan pembangunan kilang baru," ujarnya.

Dengan adanya fasilitas baru itu, Pertamina berharap efektivitas kegiatan loading ataupun unloading meningkat.

Serta biaya transportasi minyak mentah bisa lebih ditekan atau murah karena lay time kapal tanker menjadi lebih singkat.

Selain itu, fasilitas SPl dan SPM ini juga diinginkan dapat mendukung kegiatan operasional yang ramah lingkungan.

Pembangunan kilang ini juga berdasarkan kerjasama Pertamina dengan berbagai oihak yang melalui penyeleksian yang ketat sehingga timbulah rasa optimis dari Pertamina proyek ini akan selesai tepat waktu.

“Kami telah melaksanakan seleksi yang ketat melalui proses pengadaan yang selalu berasaskan good corporate governance. Karena itu kami yakin telah mendapatkan partner-partner terbaik untuk mengerjakan proyek ini, dan kami optimis dapat menyelesaikannya tepat waktu dengan kualitas yang telah ditetapkan,” imbuh Pelaksana Tugas Direktur Utama Yenni Andayani pada kesempatan yang sama.

Sejumlah partner itu, adalah PT Rekayasa industry (REKIND) – Intermoor untuk paket pekerjaan Engineering, Procurement, Construction, Installation, Comissioning (EPCIC). Paket pekerjaan SPL dikerjakan oleh konsorsium JFE Japan – Marubeni itochu – PT. Atamora Teknik Makmur.

Paket pekerjaan coating SPL oleh PT. Indal Steel Pipe; dan paket pekerjaan SPM dikerjakan oleh konsorsium ORWELL.

Dengan menyerap kurang lebih 600 orang tenaga kerja, Pertamina menargetkan pengerjaan proyek ini selesai dalam 23 bulan sejak penandatangan kontrak pada 10 Oktober 2016 dengan dana investasi proyek mencapai 1,79 triliun rupiah.

Tahun ini RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan Basic Engineering Design (BED) dan diharapkan selesai pada tahun 2020 dengan peningkatan kapasitas dari 125 ribu barel per hari (bph) menjadi 240 ribu bph.

Proyek ini meliputi pekerjaan offshore antara lain meliputi pembangunan SPL berdiameter 32 inci dengan panjang 15,2 kilometer dan SPM berkapasitas 165 ribu dead weight tonnage (DWT).

Sedangkan pekerjaan onshore meliputi pembangunan pipa bawah tanah berdiameter 32 inci dengan panjang 500 meter, pembangunan 1 unit tangki baru berkapasitas 22 ribu kiloliter, modifikasi tangki existing, serta pemasangan flushing dan pigging system.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas