Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir Bandang di Tomohon, Mobil dan Sapi Hanyut

Mobil Daihatsu Terios warna merah maron itu tak kuasa menahan kekuatan banjir bandang setinggi kira-kira 1,5 meter

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Banjir Bandang di Tomohon, Mobil dan Sapi Hanyut
TRIBUNMANADO/RYO NOOR
Warga berusaha mengevakuasi sebuah mobil yang terseret banjir bandang yang menerjang Tomohon, Minggu (19/2/2017). Hujan yang kembali mengguyur kota ini Senin sore membuat warga was-was akan datangnya banjir bandang susulan. 

TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Banjir bandang yang menerjang Kota Tomohon Minggu (19/2) masih terngiang di benak warga.

Di tengah semangat mereka melakukan bersih- bersih Senin (20/2), derasnya arus yang menyeret kayu, mobil, sepeda motor bahkan sapi serasa ada di depan mata.

Terlebih warga Perum Atas Walian II, Kecamatan Tomohon Selatan.

Harta benda mereka terendam banjir, bahkan sebagian disapu banjir.

Minder Palendeng, warga Manado yang saat itu bertandang di Perum Atas Walian II misalnya, harus menerima kenyataan bahwa mobil milik kerabatnya dibawa arus banjir.

Mobil itu dipakir di dekat Gereja GMIM Bukit Zaitun Perum Atas Kelurahan Walian II, Kecamatan Tomohon Selatan.

Mobil Daihatsu Terios warna merah maron itu tak kuasa menahan kekuatan banjir bandang setinggi kira-kira 1,5 meter.

Berita Rekomendasi

Baca: Warga Korban Banjir Manado Semringah Terima Bantuan Isi Rumah dari Mensos

Sekitar 30 meter mobil hanyut, sebelum tertahan di pohon rambutan. Total ada 6 mobil terendam, 2 di antaranya hanyut dibawa banjir. Untuk sepeda motor 4 unit terendam, dua di antaranya sempat hanyut.

Sore itu, Minder Palendeng bersama keluarga datang membesuk kerabat dekat yang sakit di Perum Atas. Namun tak disangka hujan keras mengguyur dalam hitungan menit, air meninggi. Mobil tak sempat dipindahkan.

"Kalau kita keluar pasti celaka," ungkap Palendeng.

Jootje Pitoy (52), warga Perum Atas mengisahkan derasnya arus banjir. Saking derasnya sempat membentuk pusaran di depan rumahnya.

Air tumpahan dari Bukit Wawo yang ada tepat di atas permukiman warga itu meluncur tak teradang.

"Mobil hanyut, kayu-kayu, ada juga sapi, rumah sampai bergetar," kata dia.

Baca: Korban Banjir Manado Tagih Janji Wali Kota

Sejak 2012 tinggal di Perum Atas, belum pernah banjir sebesar ini.

"Sudah 6 kali saya hitung banjir, ini yang terbesar," kata Pitoy.

Roy Montolalu yang juga warga Perum Atas mengungkapkan, terpaksa menjebol langit-langit rumah untuk menyelamatkan diri dari terjangan banjir.

Ia menaikkan dua anaknya, istri serta orangtua di atap rumah.

"Air sudah di dada ketika itu, terpaksa berlindung di atas rumah," sebut dia.

Setelah air surut, menyisakan persoalan lain. Harta benda habis terendam.

"Ini tinggal baju di badan dari kemarin (Minggu) belum ganti-ganti," kata dia.

Hujan lebat yang mengguyur Kota Manado, Kamis malam (15/12/2016) membuat sejumlah ruas jalan utama di kota ini nyaris lumpuh.
Hujan lebat yang mengguyur Kota Manado, Kamis malam (15/12/2016) membuat sejumlah ruas jalan utama di kota ini nyaris lumpuh. (TribunManado.co.id)

Montolalu mengungkapkan, kebanyakan barang-barang rumahnya sudah tak bisa digunakan lagi, kemungkinan akan dibuang.

Bantuan sudah mengalir, terutama makanan, air minum, selimut, dan air bersih.

"Kami juga butuh mobil sampah, banyak sampah serta lumpur yang harus dibuang," ungkapnya.

Selain itu, warga juga masih membutuhkan banyak air bersih, sebagian besar sumur sudah tercampur lumpur.

Senin (20/1) kemarin, sehari pascabanjir, warga Perum Atas pun membersihkan rumah dari lumpur sisa banjir.
Di kompleks itu, selain 7 unit rumah tinggal, gedung Gereja GMIM Bukit Zaitun pun ikut terendam.

Tinggi air mencapai 1,5 meter membuat seisi rumah terendam. Sehingga sebagian besar barang tak bisa diselamatkan.

Kemarin pagi hingga siang hari cuaca cerah. Dimanfaatkan warga untuk berbenah, meski sesekali matahari tertutup awan mendung.

Sekitar pukul 14.00 Wita, hujan deras turun mengguyur Tomohon. Meski tak sekeras sehari sebelumnya namun warga tetap waswas, khawatir banjir bandang menerjang lagi.

"Jangan sampai banjir lagi, bersih-bersih saja belum selesai," kata Merry Rapar, warga Perum Atas.

Namun sekitar pukul 16.00 WITA, hujan berhenti, langit kembali cerah.

Banjir kali ini memang dasyat, kata Rapar, beberapa tahun lalu hanya orang yang hanyut, kali ini mobil ikut hanyut.

Di Kabupaten Minahasa yang juga diterjang banjir. Kemarin warga mulai bangkit dengan melakukan bersih-bersih rumah.

Seperti Het Kaligis, warga yang memiliki usaha jasa jahit di kompleks pasar souvernir Kelurahan Tataaran-Patar, sejak pukul 05.00 Wita, ia dan istrinya bersama beberapa saudaranya sudah mulai membersihkan lumpur yang cukup tebal di dalam rukonya.

Lumpur tersebut terbawa air saat banjir bandang kemarin. "Cukup tebal lumpurnya, soalnya kemarin air juga cukup tinggi," jelas dia.

Tinggal menggunakan siraman air dan didorong menggunakan sapu untuk mengeluarkan lumpur. Tak terhitung jumlah baju jahitan yang basah dan rusak karena lumpur.

"Ada beberapa jahitan yang terbawa air, terkena lumpur, nanti kalau ada yang mau ambil pakaian dan tidak ditemukan atau kena lumpur ya tinggal kita bicarakan untuk ganti, sebab bencana kan kita tidak minta-minta terjadi juga," jelas dia.

Selama di situ, sudah beberapa kali banjir besar terjadi. "Ini masalah drainase yang tersumbat sehingga air meluap dijalan dan imbasnya ke tempat kami yang agak rendah," jelas dia.

Ia berharap agar pemerintah bisa segera memperbaiki saluran air."Kalau seperti ini terus kami berencana untuk pindah saja," ujarnya.

Di ruas jalan Unima, warga bersama Satpol PP Minahasa melakukan bersih-bersih saluran air.

Sementara di Lorong SMA, warga yang rumahnya kemasukan air juga nampak membersihkan lumpur yang cukup tebal, bahkan di rumah seorang warga, mereka dibantu TNI dan warga harus mengeluarkan dua mobil yang masuk ke dalam rumah karena terseret air.

Eman Panjatkan Doa

Wali Kota Tomohon, Jimmy Feidie Eman, Senin (20/2) kemarin tepat berusia 50 tahun.

Eman memilih merayakannya dengan sederhana mengingat kota yang dia pimpin baru saja dilanda bencana banjir.

Pada perayaan ulang tahun yang sekaligus peringatan satu tahun kepemimpinan Jimmy Eman-Syerly Sompotan, Wali Kota meminta seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat, untuk mendoakan Kota Tomohon agar terhindar dari malapetaka.

"Saya mengajak seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat untuk berdoa meminta perlindungan Tuhan, sehingga Kota Tomohon terhindar dari bencana alam," ungkap Wali Kota di Pasar Beriman, tempat berkumpulnya masyarakat.

Wali Kota menjelaskan, secara teknis pemerintah telah mengerahkan seluruh kemampuan serta fasilitas yang dimiliki untuk melakukan penanganan pasca bencana.

Bahkan, Pemkot terus membangun komunikasi dengan Forkopimda dalam mengantisipasi banjir susulan.

"Semua perangkat daerah sudah kita terjunkan ke lapangan. Selain membantu keluarga-keluarga yang tertimpa bencana, kami juga sementara mendata kondisi keluarga-keluarga tersebut," katanya.

Untuk mencegah terjadinya korban jiwa, Eman berharap warga yang berdomisili di zona-zona rawan bencana untuk waspada. Sebab, cuaca ekstrem masih berpeluang mendera wilayah Tomohon.

"Pemerintah kelurahan diharapkan mengerahkan jajaran Linmas untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan. Selanjutnya, intens memantau kondisi alam yang terjadi," tandasnya.

Wali Kota Tomohon serta seluruh jajaran menggelar doa bersama untuk korban bencana, serta meminta perlindungan dari Tuhan agar Kota Tomohon terhindar dari bencana alam. (Tribun Manado/Ryo Noor/Alpen Martinus)

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas