Kehilangan Anak dan Istri, Pujono Duduk Lemas di Rumahnya
Pujono duduk lemas. Matanya menerawang seakan masih tak memercayai peristiwa yang menimpa dirinya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Pujono duduk lemas. Matanya menerawang seakan masih tak memercayai peristiwa yang menimpa dirinya.
Kendati demikian, dengan kerelaan hati, Pujono masih memberi ruang kepada Surya untuk menyampaikan komentar terhadap peristiwa yang ia alami.
Atas hal ini, Harian Surya pun mengucapkan terima kasih sekaligus berbela sungkawa kepada keluarga besar Pujono.
Istri Pujono (Dra Hj Zuhro) dan anak ketiganya (Ega Nanda) menjadi korban kecelakaan maut di Dusun Banaran, Kelurahan Gondosuli, Temanggung, Karanganyar, Jateng.
Bus Solaris Jaya K 1687 CD yang membawa rombongan guru SDN Jimbaran Wetan Wonoayu diduga mengalami rem blong hingga terperosok masuk ke jurang.Atas peristiwa itu, enam orang dilaporkan tewas, Dua di antaranya adalah istri serta anak Pujono.
Pujono mengatakan beberapa hari sebelum acara tersebut dilaksanakan, istrinya makin sering mengajaknya beribadah. Namun, Pujono juga mendapat cerita kerabatnya bahwa beberapa anggota keluarganya bermimpi gigi tanggal.
"Dia selalu membangunkan saya untuk tahajud bersama. Saya tidak tahu itu firasat atau bukan," kata Pujono.
Zuhro sendiri sebenarnya baru pulang dari umroh semingguan lalu. Sekeluarga bersama ketiga anaknya pergi ke Tanah Suci.
Sebelum umroh, Zuhro pindah untuk menjabat sebagai kasekSDN Jimbaran Wetan dari sebelumnya menjabat di SDN Pilang Wonoayu.
Pujono mengatahui kabar ini dari pimpinannya, yaitu Kapolsek Wonoayu AKP Harianto sekitar pukul 12.00 WIB. Pujono sendiri merupakan anggota Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Wonoayu, berpangkat Aiptu.
Istrinya berangkat bersama dua anaknya, Ega Nanda dan Virda Putri Andini. Nahas, untuk Nanda juga turut menjadi korban meninggal.
"Anak saya Virda tadinya tidak mau ikut. Tapi semalam sebelum berangkat ternyata pamit," ujarnya.
Saat ini, yang menjadi kekhawatiran Pujono aadalah anaknya Virda. Pujono merasa trauma psikis yang dirasakan akan membekas seumur hidupnya.
"Anggota keluarga saya sudah ada yang menjemput keKaranganyar," ucapnya.
Di tempat almarhum Suwandi pun duka mendalam sangat terasa. Keluarga besar Suwandi kehilangan tiga anggota keluarganya, yaitu Suwandi, Icha (anak Suwandi), dan Ria Resbana (adik ipar).
Suwandi adalah mantan kasek Jimbaran Wetan yang pindah ke SDN Jimbaran Kulon. Enam tahun sudah, Suwandi menjabat di Jimbaran Wetan.
Kakak Suwandi, H Jaffar Sodiq, menuturkan rombongan berangkat pada Sabtu (25/2/2017) pukul 08.00 WIB. Tujuan pertama ke Telaga Sarangan Magetan dan menginap sehari di sana.
"Dari Sarangan, Minggunya menuju ke Karanganyar, kemudian pulang. Tak disangka peristiwa ini terjadi. Kami sekeluarga benar-benar kehilangan," imbuh Jaffar.
Jaffar mengungkapkan Suwandi berangkat bersama istri, anak, dan adik iparnya. Kabar terakhir yang diterima keluarga, istri Suwandi (Iin) mengalami luka berat dan sedang dirawat di rumah sakit setempat.
Kepergian Zuhro ke Sarangan dan Karanganyar tersebut sebagai acara pisah-sambut kasek SDN Jimbaran Wetan.
"Saya masih shock atas kejadian ini," sambungnya.
"Kami dapat kabar 13.30 WIB. Langsung saya suruh anghota keluarga berangkat ke sana," ungkapnya.
Kolega Suwandi, Hariono (Kasek SDN Wonoayu 1), menyatakan sosok Suwandi merupakan guru yang cekatan. SDN yang dipimpinnya selalu mengalami perkembangan signifikan, baik dari sisi akademik maupun manajerial.
"Sebelum di Jimbaran Wetan, kawan saya Suwandi menjabat di SDN Lambangan. Beliau mesti menjabat cukup lama karena tenaganya memang sangat dibutuhkan. Di Lambangan menjabat tujuh tahun, sementara di Jimbaran Wetan menjabat enam tahun," tukas Hariono.
Tak hanya memimpin sekolah, Suwandi pun aktif di berbagai organisasi mulai dari PGRI Sidoarjo hingga menjadi ketua kelompok tani di Desa Wonokasian, Wonoayu.
"Saya kehilangan sahabat sekaligus rekan kerja yang hebat," ucapnya.
Pada kecelakaan ini, enam orang meninggal dunia, yaitu Dra Hj Zuhro (55), kasek SDN Jimbaran Wetan Desa Ketimang Wonoayu, Ega Nanda Hafasinta (10), anak ketiga Zuhro, Drs H Suwandi (54) kasek SDN Jimbaran Kulon Desa Wonokasian Wonoayu, Icha (23) anak kedua Suwandi, Ria Resbara adik ipar Suwandi Beciro Wonoayu, dan Puji Haryono (60) guru SDN Jimbaran Wetan Desa Padangan Tulangan.
Sebanyak enam orang dilaporkan mengalami luka berat dan sedang dirawat di RSUD Karanganyar.