Murid SD Kresna Jalani Trauma Healing Pasca-Teror Bom: Kami Kini Tidak Takut Lagi
Ratusan murid SD Kresna, Cicendo, Bandung, mengikuti trauma healing dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Selasa (28/2).
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ratusan murid SD Kresna, Cicendo, Bandung, mengikuti trauma healing dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Selasa (28/2).
Langkah itu dilakukan untuk menghilangkan rasa trauma murid SD akibat adanya ledakan bom panci di Taman Pandawa, tak jauh dari SD itu.
Trauma healing meliputi menyampaikan cerita menyenangkan, bernyanyi, membuat yel- yel, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Kepala SD Kresna, Waluyawati, menilai beberapa murid memang mengalami trauma pascakejadian bom panci dan proses penangkapan pelaku.
Menurutnya beberapa murid menangis dan pucat wajahnya setelah kejadian tersebut.
"Hari ini Alhamdulillah, setelah koordinasi dengan berbagai pihak, trauma healing dapat dilakukan hari ini," kata Waluyawati,
Waluyawati mengatakan, suara ledakan bom panci memang terdengar begitu keras. Suara itu, katanya, didengar semua murid di sekolah itu.
"Beruntungnya kami dalam posisi belajar, padahal biasanya kami melakukan gerakan pungut sekolah di luar area sekolah," kata Waluyawati.
Rencananya trauma healing akan terus dilakukan sampai murid SD Kresna tak lagi ketakutan. Beberapa pihak seperti Polda Jabar siap melakukan pendampingan.
"Intinya jangan sampai ketakutan dan tidak mau datang ke sekolah," kata Waluyawati.
Ia mengatakan, kegiatan belajar murid di sekolahnya belum berlangsung normal. Kemarin, tak semua murid masuk sekolah.
"Memang belum semua hadir ke sekolah tapi kami tidak melakukan presensi. Wajar, kan, ada yang izin melalui pesan singkat karena itu bagian dari trauma," kata Waluyawati.
Ia mengatakan telah bertemu orangtua murid. Mereka meminta orang tua murid untuk tidak khawatir ."Orangtua tidak perlu takut dan resah selama anak berada di sekolah," katanya.
Ahmad Azzam (8), murid kelas 3A, mengaku senang dan tidak takut lagi.
"Senang banget bisa nyanyi-nyanyi sama kakak-kakak. Aku senang. Kami enggak takut, enggak takut," kata Azzam.
Muhammad Faiz (6), murid kelas 1C, yang mengaku tak mengetahui adanya ledakan bom, juga mengaku merasakan kebahagiaan saat para tim psikososial memberikan hiburan di sekolahnya.
"Seru banget, kakak-kakaknya bikin ketawa dan tadi nyanyi-nyanyi tentang jari," ujar Faiz sembari mengacungkan jari-jari dalam menyanyikan lagu jari bersama tim psikososial.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo, yang datang di sela kegiatan trauma healing juga meminta murid-murid dan para guru untuk tidak khawatir.
"Adik-adik enggak usah takut ya, karena bapak polisi akan selalu menjaga keamanan dari para penjahat," kata Hendro.
Penghargaan
Kemarin apresiasi juga diberikan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, kepada sepuluh siswa SMAN 6 Kota Bandung atas kepedulian dan keberanian mereka melawan teroris.
Seperti diberitakan, usai bom panci meledak, sepuluh siswa itu ikut mengejar pelaku hingga ke kantor Kelurahan Arjuna.
"Saya sangat mengapresiasi keberanian kalian. Kalian anak-anak sekolah yang luar biasa," ujar Wali kota dalam sambutannya pada apel pagi di SMAN 6.
Para siswa yang mendapat penghargaan antara lain Lupy Muhammadtullah, M Safi'i Nurhikmah, Difa Wahyu L, Azka Irvan, Althaf Azhar, Arfan, M Alfi M Nafis Khan, Hendra Cahyadi, dan Hadi RH.
Mereka diberikan penghargaan berupa jaket rescue berwarna oranye terang, yang diwakili oleh M Safi'i Nurhikmah dan Lupy Muhammadtulloh.
Dalam kesempatan tersebut Kang Emil, begitu Ridwan Kamil biasa disapa, juga menyematkan predikat penghargaan kepada SMA 6 Kota Bandung sebagai SMA Teladan di Kota Bandung.
Penghargaan ini diberikan karena pihak sekolah dianggap telah berhasil mendidik semua muridnya dan berkontribusi dalam menjaga keamanan sekitar.
Dalam paparannya, Kang Emil juga mengingatkan bahwa keamanan menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarakat.
"Keamanan bukan hanya tugas kepolisian, tapi tugas kita semua sebagai masyarakat. Jika semuanya dapat bekerja sama akan terwujud sebuah kondisi yang aman dan tentram," ujarnya.
Syafi'i mengaku sangat senang sekaligus bangga atas apa yang diraihnya.
"Saya ingin para pemuda-pemudi di Kota Bandung, khususnya siswa SMAN 6 Bandung untuk lebih berani, disiplin dan jujur dalam segala hal. Saya juga berharap agar Indonesia bersih dari korupsi dan segala tindak korupsi," ujar Syafii yang bercita-cita menjadi tentara ini.
Rasa syukur dan bangga juga disampaikan Kepala SMAN 6 Bandung, Isnaeni Zakiah. Ia mengaku akan memberikan penghargaan juga kepada kesepuluh anakdidiknya ini dalam waktu dekat.
"Kami berharap agar para siswa lainnya dapat termotivasi untuk menunjukan prestasi seperti yang dilakukan Lupy dan kawan-kawan," ujarnya. (ff/tsm/cis/dd)