Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Murid SD Kresna Jalani Trauma Healing Pasca-Teror Bom: Kami Kini Tidak Takut Lagi

Ratusan murid SD Kresna, Cicendo, Bandung, mengikuti trauma healing dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Selasa (28/2).

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Murid SD Kresna Jalani Trauma Healing Pasca-Teror Bom: Kami Kini Tidak Takut Lagi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dari Kementerian Sosial RI mendongeng di hadapan ratusan siswa pada kegiatan trauma healing di SD Negeri Kresna, Jalan Kresna, Kota Bandung, Selasa (28/2/2017). Kegiatan tersebut guna menghibur dan memulihkan psikologis para siswa pascainsiden ledakan bom panci yang terjadi di Taman Pandawa depan sekolah mereka. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ratusan murid SD Kresna, Cicendo, Bandung, mengikuti trauma healing dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Selasa (28/2).

Langkah itu dilakukan untuk menghilangkan rasa trauma murid SD akibat adanya ledakan bom panci di Taman Pandawa, tak jauh dari SD itu.

Trauma healing meliputi menyampaikan cerita menyenangkan, bernyanyi, membuat yel- yel, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Kepala SD Kresna, Waluyawati, menilai beberapa murid memang mengalami trauma pascakejadian bom panci dan proses penangkapan pelaku.

Menurutnya beberapa murid menangis dan pucat wajahnya setelah kejadian tersebut.
"Hari ini Alhamdulillah, setelah koordinasi dengan berbagai pihak, trauma healing dapat dilakukan hari ini," kata Waluyawati,

Waluyawati mengatakan, suara ledakan bom panci memang terdengar begitu keras. Suara itu, katanya, didengar semua murid di sekolah itu.

"Beruntungnya kami dalam posisi belajar, padahal biasanya kami melakukan gerakan pungut sekolah di luar area sekolah," kata Waluyawati.

Rencananya trauma healing akan terus dilakukan sampai murid SD Kresna tak lagi ketakutan. Beberapa pihak seperti Polda Jabar siap melakukan pendampingan.

Berita Rekomendasi

"Intinya jangan sampai ketakutan dan tidak mau datang ke sekolah," kata Waluyawati.

Ia mengatakan, kegiatan belajar murid di sekolahnya belum berlangsung normal. Kemarin, tak semua murid masuk sekolah.

"Memang belum semua hadir ke sekolah tapi kami tidak melakukan presensi. Wajar, kan, ada yang izin melalui pesan singkat karena itu bagian dari trauma," kata Waluyawati.

Ia mengatakan telah bertemu orangtua murid. Mereka meminta orang tua murid untuk tidak khawatir ."Orangtua tidak perlu takut dan resah selama anak berada di sekolah," katanya.
Ahmad Azzam (8), murid kelas 3A, mengaku senang dan tidak takut lagi.

"Senang banget bisa nyanyi-nyanyi sama kakak-kakak. Aku senang. Kami enggak takut, enggak takut," kata Azzam.

Muhammad Faiz (6), murid kelas 1C, yang mengaku tak mengetahui adanya ledakan bom, juga mengaku merasakan kebahagiaan saat para tim psikososial memberikan hiburan di sekolahnya.

"Seru banget, kakak-kakaknya bikin ketawa dan tadi nyanyi-nyanyi tentang jari," ujar Faiz sembari mengacungkan jari-jari dalam menyanyikan lagu jari bersama tim psikososial.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas