Wagub Djarot Masih Pikirkan Gudang Komoditas Pertanian untuk Stabilitas Pangan
Pemerintah Provisi Daerah Khusus Ibukota Jakarta siap menampung hasil panen petani sejumlah kabupaten di Jawa Tengah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pemerintah Provisi Daerah Khusus Ibukota Jakarta siap menampung hasil panen petani sejumlah kabupaten di Jawa Tengah.
Rencananya, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jateng bekerjasama membuat gudang bersama untuk menyimpan hasil panen guna menjaga stabilitas harga pangan.
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di ruang kerja Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Pemprov Jateng, Kota Semarang, Jumat (3/3/2017).
Baca: Pemprov Jateng-DKI Jakarta Siap Bangun Gudang Komoditas Pertanian
Djarot mengatakan, gara-gara harga pangan dan produk pertanian, semisal bawang merah, cabai, bawang putih, dan beras, melonjak, inflasi di DKI juga melambung.
"Kami ingin menjalin kerja sama dengan beberapa kabupaten di Jateng penghasil kebutuhan pangan, khususnya yang dibutuhkan DKI. Sebab, kami bukan produsen," kata Djarot.
Djarot belum dapat memastikan lokasi pembangunan gudang. Ia berharap gudang tersebut dapat menampung hasil panen hingga enam bulan.
"Misal harga bawang ketika panen turun, supaya petani tidak rugi, kita beli. Istilahnya, pemerintah sebagai distributor atau agen," ujar politikus PDI Perjuangan ini.
Kerja sama lain yang dimungkinkan Pemprov Jateng adalah penggemukan sapi. Pemprov DKI memiliki banyak BUMD yang bisa mengimplementasikan.
"Kebetulan saya dan Pak Ganjar orangnya sama, partainya sama, sama-sama orang Jateng. Jadi ini untuk warga Jateng dan DKI,” ia menegaskan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Menurut dia inflasi dapat dikendalikan lewat kerja sama antardaerah.
“Duitnya (Jakarta banyak, turah-turah. Kalau mereka semacam invest tapi bentuknya kerjasama, ini sama-sama bisa mengendalikan inflasi dari daerah. Kita juga ada ikatan batin luar biasa karena sebagian besar warga DKI dari Jateng,” kata Ganjar.
Kerja sama ini menjadi peluang petani di Jateng mendapatkan untung lebih. Sebab, harga hasil panen di wilayah Jateng akan melonjak ketika dijual di Jakarta.
Ia mencontohkan harga komoditas cabai rawit di Jateng seharga Rp 47 ribu per kilogram, sementara di Jakarta mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Untuk harga cabai rawit merah masih Rp 120 ribu per kilogram sama dengan Jakarta.
“Cabai merah besar turun 17,03 persen, sekarang sudah Rp 25 ribu per kilogram. Cabai merah besar keriting turun 21 persen atau stabil Rp 26.500. Kalau mau jual agak mahal, ya jual ke Jakarta,” ujar dia.
Maka, imbuh Ganjar, jika saat ini sudah bisa ada penandatanganan kerjasama, tentu stabilisasi harga komoditas dan inflasi bisa dikendalikan pemerintah daerah.