Raja Arab Dikabarkan Bawa Tukang Masak ke Bali
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud dikabarkan membawa tukang masak selama berlibur di Bali.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud dikabarkan membawa tukang masak selama berlibur di Bali.
Selain menyewa 360 mobil mewah, Raja Salman dan rombongan juga menyewa 20 truk untuk membawa seluruh perlengkapan, termasuk membawa alat-alat memasak.
"Saya dengar Raja Salman membawa chef. Makanya rombongannya banyak sekali sampai 1.500 orang. Mereka sampai menyewa 20 truk untuk bawa tempat duduk, tv, tangga, dan semua keperluan sang Raja," kata Ketua ASITA Bali, I Ketut Ardana, Sabtu (4/3/2017) melalui sambungan telepon.
Namun demikian, apabila sang Raja hendak mencicipi masakan khas Bali, Ardana mengungkapkan bahwa pihak hotel di Bali sudah pasti siap dengan menu lokal Bali, seperti Ayam Betutu, Jukut Urab, dan Es Daluman.
"Semua hotel di Bali ada menu lokalnya. Kalau raja ingin mencicipi menu lokal, bisa di hotel. Sudah ada menu-menu terkenal seperti Betutu, Daluman, Jukut Urab juga pasti ada," katanya.
Selama berlibur di Bali, Raja Salman juga dikabarkan tidak memesan guide lokal. Pasalnya, sejak empat hari ditunggu oleh Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, hingga sore kemarin belum ada permintaan guide atas kunjungan raja Arab ke Bali.
"Sudah empat hari kami menunggu dan sampai hari ini (kemarin) tidak ada permohonan kepada kami. Sama sekali. Apakah mungkin langsung ke travel yang menghandel, atau kemana gitu saya belum tahu bagaimana," jelas Ketua HPI Bali, Komang Nuarta kepada Tribun Bali.
Nuarta mengatakan, saat ini pihaknya hanya mempunyai 6 guide Arab. Itu sebabnya, apabila permintaan tour guide secara mendadak, dia memastikan tidak bisa. Jumlah guide dari divisi bahasa Inggris pun pihaknya masih kekurangan.
Baca: Warga Curiga Mobil Dinas Wakil Ketua DPRD Palopo Goyang-goyang di Pelabuhan Tanjung Ringgit
"Makanya kalau permintaannya mendadak kami tidak bisa. Misalnya diminta 100 guide Arab itu kami tidak bisa. Karena untuk guide Arab, kami belum bentuk dvisinya," kata Nuarta.
Selain itu, apabila yang digunakan adalah guide Arab, akan berbenturan dengan Perda Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pramuwisata.
Dalam perda tersebut, kata Nuarta, tercantum bahwa pramuwisata harus menggunakan pakaian adat Bali. Apakah perda tersebut akan diterapkan terhadap kunjungan Raja Arab masih bakal dimintakan solusi kepada Gubernur Bali.
"Kalau Pramuwisata itu kan harus pakai pakaian adat Bali dia. Pasti kami dari Asosiasi kan meminta petunjuk dari Bapak Gubernur. Apakah diperbolehkan, dan apakah dianggap ini spesial kami serahkan ke Pak Gubernur," kata Nuarta. (win)