Saniah, Penderita Tumor Rahim Selama 13 Tahun
Ia tak bisa melakukan aktivitas apa-apa lagi selain duduk, berbaring, atau berjalan di sekitar rumahnya.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Banjarmasin Post, Hanani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Saniah (45) hanya bisa meringis saat rasa sakit menyerang perutnya. Rasa sakit itu karena ada tumor rahim (mioma Uterus) bersarang di tubuhnya.
Sudah 13 tahun penyakit yang membuat perut Saniah seperti orang hamil tua itu merenggut kebebasannya beraktivitas. Jika nyeri menyerang, warga Mandingin, Kecamatan Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST) ini, tak bisa berbuat apa-apa.
“Rasanya tak bisa dibayangkan. Sakit sekali seperti digigit-gigit,” kata Saniah didampingi suaminya Iskani (46) tahun, saat ditemui di rumahnya Rabu (1/3/2017).
Saniah diketahui menderita tumor pada perutnya tahun 1993. Tiga tahun kemudian tambah besar dan pada tahun 1996 melakukan operasi dengan diagnosa mioma uterus. Namun, tumor itu rupanya tumbuh lagi pada 2004.
Sampai sekarang tumor kian membesar hingga tampak seperti orang hamil tua. Untuk berobat atau operasi lagi, Saniah mengaku trauma betapa ribetnya urus administrasi dan melemahnya kemampuan ekonomi.
Beberapa tahun sebelum perutnya membesar, Saniah dan suaminya masih bisa bekerja dengan bertani menggarap sawah. Sekarang, ia tak bisa melakukan aktivitas apa-apa lagi selain duduk, berbaring, atau berjalan di sekitar rumahnya.
Untuk biaya makan sehari-hari, suaminya kini buka usaha berjualan tempe bakar di depan rumahnya.
Hasil berjualan tempe bakar tersebut, kata Iskani hanya cukup untuk manan sehari-hari. Tak cukup untuk menabung, apalagi membeli obat-obatan.
“Pernah periksa, tapi direkomendasikan untuk operasi di Rumah Sakit Ulin, Banjarmasin. Untuk ke Banjarmasin walaupun biaya berobatnya gratis, tetap saja perlu duit untuk transport dan makan, bagi yang mendamapingi,” kata Iskani.
Saniah dan Iskani, sebenarnya punya dua anak. Keduanya sudah berkeluarga dan tinggal di luar HST. Kehidupan anak-anaknya itu, jelas Iskani juga belum sejahtera, sehingga belum bisa membantu orangtuanya.
Sedih melihat istrinya terus diserang rasa sakit, Iskani mencari jalan keluar. Dibantu tetangganya, foto Saniah dipulikasi ke media sosial, hingga banyak mendapat tanggapan dari pengguna media sosial di HST.
Kabar itupun akhirnya sampai ke Bupati HST H Abdul Latif. Latif memerintahkan jajaran Dinkes agar membantu Saniah memeriksakan diri ke dokter.
Rabu kemarin, petugas rumah sakit bersama sopir Ambulans Cinta Banua menjemput Saniah. Mereka membawanya ke dokter spesialis bedah.
Yazid Fahmi, dari rumah Aspirasi Cinta Banua mengungkapkan, Saniah merupakan pemegang kartu Jamkesmas. Namun, pihak Rs Damanhuri Barabai masih mempertimbangkan, apakah akan dioperasi di RS Damanhuri atau dirujuk ke RS Ulin Banjarmasin.
Iskani menyatakan sangat berterimakasih dengan berbagai pihak yang membukakan jalan, bagi istrinya agar bisa operasi, hingga bebas dari penderitaan selama 13 tahun tersebut.(*)