Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curah HujanTurun, Suhu Udara Meningkat dan Waspadai Munculnya Titik Api

Kondisi curah hujan pada sepuluh hari kedepan cenderung sama dengan dasarian (10 hari) sebelumnya.

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Curah HujanTurun, Suhu Udara Meningkat dan Waspadai Munculnya Titik Api
net
ilustrasi hujan 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -  Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah Kalbar, Wandayantolis menyampaikan analisis dan prospek iklim dasarian di Provinsi Kalimantan Barat, berdasarkan data update Sabtu (11/3/2017).

Analisis curah hujan pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Februari 2017 di Kalimantan Barat secara umum berada pada kategori Rendah hingga Menengah (21-150 mm).

"Sedangkan curah hujan kategori rendah terjadi di sebagian wilayah Kalbar bagian pesisir. Curah hujan kategori tinggi terjadi di wilayah hulu dan selatan Kalbar," ungkapnya, Sabtu (11/3).

Berdasarkan pantauan kondisi dinamika atmosfer pada bulan Maret (dasarian I) terpantau ENSO dan dipole mode berada pada kondisi netral, dan suhu muka laut di perairan sekitar Kalimantan Barat cenderung dalam kondisi normal.

"Pada dasarian I bulan Maret, pola angin terganggu oleh adanya daerah tekanan rendah di wilayah Kalimantan bagian utara, sehingga menyebabkan beberapa wilayah di Kalimantan Barat terjadi hujan dengan intensitas Ringan hingga Menengah," jelasnya.

Prospek curah hujan pada sepuluh hari kedua (dasarian II) bulan Maret 2017 di Kalimantan Barat, diprakirakan berkisar antara 20 hingga 150 mm dengan kategori hujan Rendah hingga Menengah.

Berita Rekomendasi

"Adapun suhu rata-rata diprakirakan akan berkisar antara 23.0°C hingga 28.0°C, dimana wilayah pesisir cenderung lebih hangat dibanding daerah hulu," ujarnya.

Wandayantolis menegaskan, kondisi curah hujan pada sepuluh hari kedepan cenderung sama dengan dasarian sebelumnya.

"Curah hujan kategori rendah dan kenaikan suhu udara rata-rata, akan meningkatkan potensi munculnya titik panas (hotspot) di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan. Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat dihimbau dapat meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap dampak dari peningkatan suhu udara tersebut," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas