Dari 25 Spesies Satwa Langka Prioritas yang Harus Dilindungi, Dua Ada di TN Bantimurung
Memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa, Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan kekayaan hayati tertinggi kedua di dunia setelah Brazil
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAROS - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) telah menetapkan 25 spesies langka prioritas yang harus di lindungi di Indonesia.
Dari 25 spesies langka tersebut, dua di antaranya merupkan satwa endemik Sulsel dan dapat ditemukan di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
"Pada periode ini, KLKH telah menetapkan 25 spesies langka priotitas untuk dilestarikan sebagai, upaya mempertahankan keanekaragaman hayati yang kita miliki," kata Sekertaris Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Herry Subagiadi, usai meresmikan Sanctuary Spesies Kupu-kupu dan Helena Sky Bridge di kawasan Taman Nasional Bantimurung, Sabtu (11/3/2017).
Dua spesies langka yang dimaksud yaitu kera hitam atau dalam bahasa latin disebut Macaca Maura, dan Tarsius.
Keduanya termasuk satwa langka dan dilindungi karena populasinya yang semakin berkurang.
Herry mengatakan, dengan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa, Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan kekayaan hayati tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.
Namun di sisi lain, tingkat keterancaman dan kepunahan ekosistem di Indonesia juga sangat tinggi.
"Dengan anugrah berlimpah, kini kondisi keanekaragaman kita juga terancam akibat dampak perubahan iklim, pembalakan hutan, perburuan liar, perkembangan industri yang tak terkendali, dan ekaploitasi sumber daya alam dengan semena-mena," ucapnya.
"Maka diperlukan kerja keras serta inovasi baru dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang kita miliki," ujarnya menambahkan.
Herry melanjutkan, untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia, tak hanya berfokus pada 25 spesies tersebut.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa Maros khususnya di Bantimurung ini memiliki banyak satwa langka, termasuk beragam jenis kupu-kupu, makanya dikenal dengan julukan Kingdom of Buterfly," kata dia.
Ia pun berharap pembangunan penangkaran di Bangimurung dapat menjaga dan mempertahankan apa yang menjadi kebanggaan di Bantimurung.
"Kami berharap pengelolaan ini dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Tak lupa kami penghargaan kepada Forkompinda Maros dan masyarakat atas kerjasama dan dukungannya dalam menjaga kelestarian Taman Nasional Bantimurung," tutup dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.