Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teri Tak Menyangka Suaminya Izin Checkup Stroke ke Kuching, Pulang Tertangkap Bawa Narkoba

Upaya penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu seberat sekitar 4 kilogram, kembali digagalkan petugas Bea Cukai dan personel Direktorat Reserse Narkoba

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Sugiyarto
zoom-in Teri Tak Menyangka Suaminya Izin Checkup Stroke ke Kuching, Pulang Tertangkap Bawa Narkoba
Tribun Pontianak/ Tito Ramadhani
Teri (34), istri tersangka HR menunjukkan obat herbal yang kerap dikonsumsi suaminya, dan dua bungkus milo yang sempat dibawa HR untuk anak ketiganya (saat pulang dengan pengawalan polisi, di kediamannya, Minggu (19/3). Ibu tiga anak ini tengah mengandung tujuh bulan, anak keempatnya. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK- Upaya penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu seberat sekitar 4 kilogram, kembali digagalkan petugas Bea Cukai dan personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalbar‎, di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, pada Jumat (17/3) sekitar pukul 17.45 WIB.

Tiga orang warga Kalbar diamankan, yakni HR (45) dan IS (46) yang merupakan warga Kota Pontianak dan satu orang warga Ketapang berinisial HM (33).

Tribun Pontianak menelusuri kediaman tersangka HR di Jalan Imam Bonjol RT 002/ RW 004, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara pada Minggu (19/3) sore.

Di rumah nomor 3 yang terletak di sebuah gang di Jalan Imam Bonjol tersebut, istrinya bernama Teri (34) tampak ditemani dua orang adiknya dan satu anak ketiganya.

"Sebelumnya suami saya bekerja di hotel yang ndak jauh dari sini. Dia dulunya resepsionis, terus karena dia mulai sakit, jadi pindah ke operator, sempat juga ke bagian gudang. Sakitnya dari tahun 2013," ungkap ibu tiga anak ini kepadatribunpontianak.co.id.

Lanjutnya, lantaran kondisi penyakit stroke-nya semakin memburuk, HR sudah tak bekerja lagi dan hanya beristirahat di rumah saja.

Berita Rekomendasi

"Kemarin dia memang ada ngomong sama saya, mau pergi ke Kuching, mau check-up ke Normah Hospital Kuching."

"Karena temannya kemarin ada pergi check-up ke sana, kondisi temannya membaik. Dia (HR) itu sakit stroke," jelasnya.

Temann suamiya yang juga menjadi tersangka berinisial IS lah yang menawarkan kepada HR, untuk melakukan check-up penyakit stroke-nya ke Kuching.

"Kawannya (IS) yang suruh dia pergi ke sana itu, kan kawannya yang nyuruh itu juga sama sakitnya. Sekarang dia (IS) sudah agak lumayan, makanya dia suruh suami saya, coba kau pergi ke Kuching, jadi suami saya pergilah ke Kuching sama temannya, karena dia ndak bisa bawa mobil kan," ungkap wanita berjilbab ini.

Teri percaya, lantaran teman suaminya tersebut memang mengalami kondisi stroke yang cukup parah, namun sepulangnya dari Normah Hospital Kuching, teman suaminya kembali sehat.

"Kawannya kemarin itu kan ada pergi ke sana, sudah parah sakitnya. Sewaktu pergi itu saja dia ndak sadar, apalagi mau berjalan, dibawa pakai ambulans."

"Jadi suami saya tahulah kawannya itu sakit di bawa ke Kuching, satu minggu dirawat di sana, temannya mulai pulih, ngomong pun sudah bisa. Padahal kalau orang kena stroke itu susah ngomong, tapi temannya itu sudah bisa," jelasnya yang tengah mengandung tujuh bulan, anak keempat.

Sebelum suaminya berangkat pada Rabu (15/3) malam, teman suaminya berinisial IS datang ke kediamannya.

Mengisahkan sepulangnya dari Normah Hospital, ia kini sudah bisa berbicara. Padahal sebelumnya selama enam bulan ia tak dapat berbicara.

"Jadi temannya itu bilang, coba kau kesana, kau kan masih bisa bergerak, kenapa ndak pergi ke Kuching, biar lebih segar lagi dari sekarang, di sana obatnya bagus-bagus."

"Suami saya berangkatnya bisa dibilang mendadak, karena kawannya ngomong begitu, dia baru buat paspor," paparnya.

Oleh karena tak dapat menyetir mobil dan mempertimbangkan membutuhkan kendaraan di Kuching, HR akhirnya memilih menyewa sebuah mobil, namun dikemudikan temannya IS dan ditemani rekan IS berinisial HM.

"Dia bilangnya mau pergi 3 atau 4 hari, pergi dengan kawannya yang bisa bawa mobil, si IS dan kawannya IS yang orang Ketapang, cuma orangnya itu ndak pernah datang ke sini, yang jemput suami saya itu IS saja sendiri, bertigalah mereka berangkat pakai mobil sewa," kisah Teri.

HR menurut kisah Teri, beberapa hari sebelum berangkat memang sempat sibuk mencari mobil rentalan yang dapat di sewa, untuk berangkat ke Kuching. Agar saat check-up ke Kuching, ia tak mengalami kesulitan dalam bepergian.

"Saya tahu suami saya ditangkap, ndak ada yang kasih tahu. Karena suami saya sendiri itu sempat datang ke rumah, tapi dikawal polisi, mereka berpakaian preman. Sabtu (18/3) subuh itu sekitar jam 3, mereka datang," ungkapnya.

Teri mengisahkan, saat suaminya tiba di rumah dan mengetuk pintu. Ia sempat bingung, lantaran ada empat orang yang menyertai kedatangan suaminya.

"Saya pikir dia di sana dapat teman, setelah buka pintu saya masuk ke kamar lagi, biasanya memang begitu. Tapi saya dipanggil, bu sini sebentar, kita ngobrol dulu bu kata orang yang ngiringi suami saya itu," urainya.

Personel kepolisian kemudian menanyakan, apakah Teri mengetahui suaminya baru datang dari mana.

"Saya bilang tahu, karena dia (HR) kasih tahu, dia itu mau ke Kuching check-up. Saya lalu bertanya, ada apa. Lalu saya ditanya lagi, ibu tahu ndak suami ibu ini ditangkap dalam kasus ada bawa barang narkoba," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas