Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Erupsi Sinabung Terpaksa Sewa 'Bilik Asmara' Tarifnya Rp 200 Ribu Sebulan

Rasmita masuk pengungsian saat putra sulungnya duduk di kelas dua SD, sampai kini jelang kenaikan kelas lima SD, masih tinggal di tempat serupa.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Korban Erupsi Sinabung Terpaksa Sewa 'Bilik Asmara' Tarifnya Rp 200 Ribu Sebulan
Tribun Medan/Jefri Susetio
Rasmita Br Ginting menggendong anak bungsunya di Aula Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kabanjahe, Tanah Karo. TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO 

TRIBUNNEWS.COM, KABANJAHE - Rasmita br Ginting menggendong anak bungsunya berusia 18 bulan, di Gedung Serbaguna Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kabanjahe, Kabupaten Karo, Senin (27/3/2017) jelang sore.

Dia berada di lantai dua gedung yang menampung ribuan orang pengungsi letusan Gunung Sinabung. Mereka sudah empat tahun bertahan di tempat tersebut.

Lantai bangunan berukuran kurang lebih 30 x 30 meter tersebut tampak dipenuhi tumpukan barang-barang yang diletakkan di atas tikar plastik yang dihampar.

Gulungan selimut, tumpukan pakaian, bercampur alas kaki, perabot seperti ember dan gayung.

Tidak ada kasur tebal apalagi spring bed, yang terlihat satu-dua lembar busa setebal kurang dari lima sentimeter.

Tidak ada penyekat, bilik, apalagi kamar. Semua barang-barang tergeletak bergitu saja.

Kalaupun ada pembatas hanya dipisahkan tumpukan barang-barang tumpukan pakaian. Satu petak ukuran kurang lebih 2 x 3 meter.

Berita Rekomendasi

"Ini bukan untuk satu keluarga. Ukuran segini bisa ditempati dua keluarga," ujar Rasmita saat berbincang dengan Tribun Medan.

Rasmita dan kawan-kawan menerima kunjungan bakti sosial para peserta Musyawarah Nasional Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), kemarin.

Di sela penyaluran bantuan, Tribun Medan berbincang dengan para pengungsi.

Rasmita dan warga lainnya merasa sudah sangat jemu tinggal di pengungsian.

"Kami sudah empat tahun begini. Kami berharap, pemerintah daerah dan presiden, membantu kami secepatnya agar pindah dari sini. Boleh membangun perkampungan atau boleh juga mencarikan rumah untuk kami. Kami khawatir, kalau di sini terus, pertumbuhan anak-anak terganggu. Bagaimana tidak? Mereka sudah mulai besar-besar," kata Rasmita.

Baca: Enam Warga Kulonprogo Meninggal Akibat Leptospirosis

Sebanyak 104 keluarga ditampung di tempat ini. Mereka semua berasal dari Desa Sigaranggarang, Kecamatan Namantran, yang posisinya terletak di bawah lereng Gunung Sinabung, lokasi terdampak langsung letusan yang berlangsung tahun 2013.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas