Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Kolong Tengkorak dari Bekas Tambang Timah Zaman Singkek Hingga Mitos Kepiting Ajaib

Akhir-akhir ini, nama Kolong Tengkorak Lingkungan Nelayan II Sungailiat Bangka, menjadi pembicaraan hangat sejumlah warga.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Cerita Kolong Tengkorak dari Bekas Tambang Timah Zaman Singkek Hingga Mitos Kepiting Ajaib
Bangkapos/ Istimewa
Kolong Tengkorak Lingkungan Nelayan Sungailiat 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Akhir-akhir ini, nama Kolong Tengkorak Lingkungan Nelayan II Sungailiat, Bangka, menjadi pembicaraan hangat sejumlah warga.

Kolong bekas penambangan timah jaman Singkek Parit, sebelum kemerdekaan itu, menyimpan berbagai kisah mistis.

Dalam sepuluh tahun terakhir, kolong ini sudah menelan sedikitnya belasan korban jiwa.

Sejumlah pihak pun percaya, ada mahluk astral penghuni kolong tadi.

Cerita tak masuk akal pun muncul kembali, pasca kematian dua bocah secara bersamaan, Elwiransyah (13) dan Saiful Bahri (9), warga Kawasan Tanah Hongkong Lingkungan setempat, beberapa hari lalu.

"Sebelumnya pernah empat kejadian, dan selalu dua orang sekaligus jadi korbannya, tewas di Kolong Tengkorak. Waktu kejadianya satu sama lainnya, selalu berdekatan," kata Syarifuddin Bulo-Bulo (60), paman korban, Elwiransyah-Saiful Bahri kepada Bangka Pos Group, Kamis (6/4/2017).

Berita Rekomendasi

Kebanyakan korban di kolong ini, anak-anak atau remaja usia di bawah umur.

"Entah mengapa, sepertiya setiap tahun harus ada persembahan (korban di Kolong Tengkorak dan sekitarnya," kata pria asal Sulawesi.

Sama seperti warga lainnya, Syarifudin Bulo-Bulo merasa yakin tentang mistis Kolong Tengkorak.

"Kolong Tengkorak inikan bekas penambangan timah zaman Singkek dulu, sebelum kemerdekaan. Dulu ada kapal keruk pake tenaga uap beroperasi di sekitar sini. Ini bekas tambang timahnya, jaman China Parit tempo dulu," katanya.

Menurutnya, di ujung Kolong Tengkorak, dekat beting muara, terjadi petemuan arus.

Kondisi itu karena terjangan aliran air berbagai arah, dari dataran lebih tinggi, mulai dari Pemali Airanyut hingga Lingkungan Nelayan.

"Semuanya turun ke Muara Kolong Tengkorak," katanya.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas