Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu Riyanto Berulangkali Pingsan: Ya Allah, Anakku Orang Baik-baik

Murni menyebut sepanjang hidupnya Riyanto jarang berselisih dengan orang lain. Sepengetahuannya, Riyanto tidak pernah punya musuh.

Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ibu Riyanto Berulangkali Pingsan: Ya Allah, Anakku Orang Baik-baik
Tribun Medan/Array A Argus
Jenazah satu keluarga yang dibunuh rencananya akan dimakamkan hari ini, Senin (10/4/2017). Puluhan kerabat tampak menangis sembari memanjatkan doa di hadapan masing-masing jenazah. TRIBUN MEDAN/ARRAY A ARGUS 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Duka merebak dari rumah bercat kuning di Jalan Kayu Putih, Lingkungan XI, Mabar.

Seorang perempuan tua duduk bersandar di dinding di sudut ruangan. Matanya sebak karena tangis yang nyaris tiada henti.

Beberapa saat sebelumnya dia kehilangan kesadaran. Pingsan untuk kali kesekian.

Perempuan ini bernama Murni, ibu Riyanto yang meninggal dunia diduga karena dibunuh.

Minggu (9/4/2017) pagi itu Murni bukan cuma kehilangan Riyanto. Dia juga tak akan melihat lagi menantu, besan, dan dua cucunya.

Seorang cucu yang lain, Kinara, empat tahun, tengah menjalani perawatan di RS Bhayangkara Polda Sumut.

Kinara selamat dari pembantaian meski mengalami luka-luka serius, terutama di bagian mata sebelah kiri.

Berita Rekomendasi

Begitu hebat pukulan yang diterima Murni. Wajahnya pias memutih. Beberapa kali dia menceracau sehingga harus disabar-sabarkan oleh para kerabat dan tetangga.

Murni masih belum percaya musibah ini menimpa keluarganya.

"Astaghfirullah, ya, Allah. Anakku orang baik-baik. Ya, Allah, hanya anakku yang tahu apa yang terjadi. Kayak manalah sakitnya itu," katanya, lalu menangis sesenggukan.

Murni menyebut sepanjang hidupnya Riyanto jarang berselisih dengan orang lain. Sepengetahuannya, Riyanto tidak pernah punya musuh.

"Sejak kecil tak banyak cerita dia. Tak banyak ulah. Lurus-lurus saja dia. Anakku itu tak pernah macam-macam. Pagi pergi kerja pulang sore. Begitu setiap hari. Kalau tak kerja lebih banyak di rumah. Istri sama mertuanya pun jarang keluar rumah. Mereka punya usaha rumahan. Bikin lumpia untuk dijual. Nggak ngoyo-ngoyo hidup orang itu," kata dia.


Tak lama, tangis Murni kembali meledak. Sekali lagi dia semaput. Setelah sadar, Murni bilang bahwa dia teringat pada Gilang, satu dari dua cucunya yang ikut jadi korban.

Gilang ditemukan warga dalam kondisi tak bernyawa di kamar tidur bersama saudaranya Naya dan ibunya Sri Ariyani.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas