Tahan Cuaca Sangat Dingin, Belasan Tahun Tapa Mbah Fanani Tak Berpakaian, Hanya Bersarung
Pertapaannya di tengah keramaian mengundang perhatian banyak orang, juga menjadi daya tarik wisatawan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Keberadaan Mbah Fanani menjadi fenomena unik tersendiri di tengah moncernya pariwisata Dieng.
Pertapaannya di tengah keramaian mengundang perhatian banyak orang, juga menjadi daya tarik wisatawan.
Sugiyono atau yang biasa disapa Ono mengungkapkan, Mbah Fanani sering dikunjungi banyak orang.
Kebanyakan dari mereka berasal dari luar kota.
Ono pun tidak mengetahui maksud orang-orang itu menemui Mbah Fanani.
Saat datang menemui si Mbah, mereka selalu membawa makanan.
Tak jarang, mereka meninggalkan uang di tenda si Mbah.
"Kalau dikasih uang dia tidak mau. Dikasih makan orang juga tidak dimakan," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (13/4/2017).
Seingatnya, Mbah Fanani telah puluhan tahun bertapa di wilayah Dieng dengan cara berpindah-pindah.
Paling lama, orangtua itu bermeditasi di depan rumahnya sejak 1995.
Saat itu, ia melihat Mbah Fanani duduk siang malam di depan rumah di RT 1 RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, ini.
Karena merasa kasihan, istri Ono berinisiatif memberi makan.
Karena pertapa ini tak pernah beranjak dari tempat duduknya, warga kemudian membuatkan tenda.