Warga Dieng Percaya Jika Mbah Fanani akan Kembali Lagi
Sebagian warga Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara percaya jika pertapa yang telah belasan tahun menetap di lingkungan mereka, Mbah Fanani akan kembali
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Sebagian warga Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara percaya jika pertapa yang telah belasan tahun menetap di lingkungan mereka, Mbah Fanani akan kembali lagi ke tempat semedinya di sisi Jalan Raya Dieng, desa Dieng Kulo.
Mbah Fanani dijemput oleh orang tak dikenal menggunakan empat mobil pada Rabu tengah malam (12/4/2017), meninggalkan Dieng.
Sebagian warga baru mengetahui si Mbah keluar dari pertapaannya pada Kamis pagi (13/4/2017).
Karena keyakinan tersebut, tenda tempat menetap Mbah Fanani dibiarkan begitu saja.
Warga tidak membongkar tenda itu, melainkan hanya membersihkannya agar lebih rapi.
Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiono mengatakan, kembali atau tidak Mbah Fanani ke Dieng, warga tidak akan membongkar tenda tersebut.
"Paling tidak ini akan menjadi saksi bisu, pernah ada yang bertapa belasan tahun di tempat ini. Kami berharap dia kembali," ucap dia, Jumat (14/4/2017).
Menurut Slamet, Mbah Fanani sudah dianggap sebagai warga Dieng Kulon karena lama menetap di tempat itu.
Meskipun, ia tidak bisa diajak komunikasi dan tak pernah beranjak dari tempat semedinya.
Slamet mengungkapkan, pria berkulit putih dan berambut panjang gimbal itu sebelumnya bertapa di desa Tieng kecamatan Kejajar Wonosobo, pada 1980an.
Mbah Fanani kemudian berpindah tempat di depan rumah warga di desa Dieng Kulon, Batur Banjarnegara, sekitar tahun 1995.
Karena tak pernah beranjak dari tempat itu, warga kemudian membuatkan tenda untuk melindunginya dari terik dan hujan.
Yang membuat Slamet terheran, Mbah Fanani melakukan perjalanan naik menuju Dieng Kulon dengan cara merangkak.
"Mbah Fanani kan tidak bisa jalan. Kemungkinan dia merangkak. Padahal jarak Tieng dengan Dieng Kulon sekitar 8 kilometer," tandasnya. (*)