1,7 Juta Pemuda di Jawa Tengah Jadi Pengangguran
Di Jawa Tengah terdapat sekitar 2,8 juta pemuda dalam usia 15-30 tahun masuk kategori kesejahteraannya rendah.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Di Jawa Tengah terdapat sekitar 2,8 juta pemuda dalam usia 15-30 tahun masuk kategori kesejahteraannya rendah.
Dari jumlah tersebut, 1,7 juta di antaranya dalam kondisi menganggur atau tidak memiliki penghasilan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabudin mengatakan, di Jateng memang terdapat 7,8 juta pemuda.
Namun banyak di antaranya yang tingkat kesejahteraannya rendah dan menjadi pengangguran.
"Saya sudah punya data by name by addres, dan sudah termasuk data kondisi kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya."
"Ini yang menurut saya perlu didorong melalui pemberdayaan ekonominya," kata Urip, Minggu (16/4/2017).
Ia mengatakan, untuk persoalan pendidikan menurutnya dapat diselesaikan dengan mudah.
Namun yang perlu dipikirkan adalah mengenai kemandirian anak muda tersebut di masa depannya.
Pihaknya kemudian menggandeng Bank Jateng untuk memberikan permodalan usaha.
Pemerintah juga akan meningkatkan kegiatan pelatihan kewirausahaan sesuai bakat dan minat yang dimiliki.
"Mereka akan kita sekolahkan entrepreneur, mereka mau usaha apa. Maka dasarnya adalah minat dan bakat mereka, potensi di masing-masing wilayah itu apa. Kalau masak ya masak, kemudian Bank Jateng akan memberi permodalan," ungkap Urip.
Saat ini, ia mengaku, Pemprov sedang giat menjalin komunikasi dengan pemerintah kabupaten dan kota untuk mencari tempat sebagai kegiatan pendidikan kewirausahaan untuk anak muda.
"Misalnya di desa itu ada berapa anak, silakan membikin kegiatan sekolah entrepreneur, akan kita latih sesuai keinginan mereka."
"Tapi tidak berhenti pada pelatihan saja, tapi juga sampai kita dampingi permodalannya," imbuh Urip.
Ia juga menambahkan, usai mengikuti sekolah kewirausahaan itu, ke depan diharapkan bisa menularkan pengalamannya ke orang lain.
"Usai pelatihan, diharap bisa langsung usaha mandiri, kecil-kecilan dulu tidak masalah," ujarnya. (*)