Perahu Tambang Terseret Arus Pemiliknya Sama dengan Perahu Maut di Gresik
Peristiwa tenggelamnya perahu tambang di Sungai Surabaya, Wringinanom, Kabupaten Gresik, tiga hari lalu nyaris terulang.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Mohammad Romadoni
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Peristiwa tenggelamnya perahu tambang di Sungai Surabaya, Wringinanom, Kabupaten Gresik, tiga hari lalu nyaris terulang.
Tali baja pengaman putus di sebuah perahu tambang yang mengangkut lima motor dan tujuh orang dewasa satu di antaranya balita, Sabtu (15/4/2017) pukul 16.50 WIB.
Keruan saja perahu tambang yang berada di Dusun Serbo, Desa Bogem, Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, berbatasan dengan Kabupaten Gresik, sempat terbawa arus sungai beberapa meter dari dermaga.
Tim relawan SAR standby di tempat itu segera terjun ke dalam sungai dan menarik perahu tambang secara manual dan berupaya menariknya ke tepi sungai.
“Sekitar 10 meter dari tujuan seling baja terputus dan membuat perahu tambang sempat terseret arus sungai. TIM SAR berada di tempat itu cepat tanggap sehingga tidak sampai ada korban jiwa,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gresik, Abu Hasan kepada SURYA.co.id.
Baca: Duka Pecah Ketika Jenazah Guru Agamis dan Serba Bisa itu Ditemukan
Pemilik perahu orang yang sama dengan perahu tambang terbalik dan tenggelam yang menewaskan tujuh orang. Sampai saat ini korban bernama Susriasih (47) warga Kalimati Tarik Sidoarjo belum ditemukan.
“Pemerintah Sidoarjo harus berani mengevaluasi usaha-usaha seperti jasa penyeberangan tradisional ini. Sebab, rata-rata pemilik perahu tambang adalah orang Sidoarjo,” ungkap dia.
Ia berpesan kepada masyarakat harus berkaca pada kejadian tiga hari lalu di mana perahu tambang yang terbalik dan tenggelam telah memakan korban.
Menurut Abu Hasan, pihaknya kesulitan untuk mengimbau warga karena jasa penyeberangan perahu tambang telah menjadi kebutuhan.
“Sebetulnya masyarakat sudah menerima imbauan pemerintah, tapi menurut warga ini sudah menjadi kebutuhan. Mereka terlalu berani mati,” imbuh Abu Hasan.