Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kota Lama Semarang Tercatat di Unesco Sebagai Old Town Semarang

Kota Lama masuk dalam daftar sementara warisan budaya dunia Unesco. Namun pencatatan daftar nama tercatat sebagai Old Town Semarang

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kota Lama Semarang Tercatat di Unesco Sebagai Old Town Semarang
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Pekerja melakukan renovasi bangunan cagar budaya di Kawasan Kota Lama Semarang, Jateng, Senin (19/9/2016). Pelestarian bangunan peninggalan Belanda ini dilakukan dengan menggunakan metrial khusus untuk menjaga keaslian dan kekuatan gedung. Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kota Lama masuk dalam daftar sementara warisan budaya dunia Unesco.

Namun pencatatan daftar nama bukanlah Kota Lama, tetapi tercatat sebagai Old Town Semarang.

Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang yang juga Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengatakan saat ini BPK2L sedang dalam proses membuat branding Kota Lama salah satunya menggaungkan Old Town Semarang di masyarakat.

"Kota Lama tercatat di Unesco adalah Old Town Semarang. Ini perlu melibatkan masyarakat untuk menggaungkan Old Town Semarang. Apalagi mengubah lidah Kota Lama ke Old Town agak susah," ujarnya usai menjadi narasumber dalam diskusi "Menghidupkan Kota Lama" yang digelar di gedung Samudra Indonesia, Kota Lama, Senin (17/4).

PM Belanda Mark Rutte beserta rombongan kunjungi kawasan Kota Lama di Kota Semarang, Selasa 22 November 2016. (tribunjateng/faisal affan)
PM Belanda Mark Rutte beserta rombongan kunjungi kawasan Kota Lama di Kota Semarang, Selasa 22 November 2016. (tribunjateng/faisal affan) 

Branding Kota Lama, kata Ita, sapaan Hevearita, membutuhkan kesiapan waktu dan biaya.

"Membuat branding tidak gampang apalagi dilakukan pemerintah daerah bukan mengelola perusahaan. Harus disaipkan DED (Detail Design Engineering) dulu baru pembangunan projek. Kami akan dibantu teman-teman di Jakarta. Tapi juga butuh sosialisasi dan melibatkan masyarakat," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Terkait beberapa keluhan masyarakat, Ita akan lebih menggencarkan dalam sosialisasi.

"Banyak hal-hal yang terlewatkan dari masyarakat. Keluhan-keluhan kemudian kami jadikan masukan untuk mewujudkan Kota Pusaka Dunia Unesco. Menata banyak hal tentu akan ada pro dan kontra. Kami akan tambah sosialisasi jika ada kebijakan baru terkait penataan Kota Lama," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas