Poros Baru Golkar-Hanura Tangkal Kisruh Pilgub DKI Menular ke Jabar
Partai Golkar dan Hanura membentuk Poros Jabar bertujuan menangkal konflik di Pilkada DKI Jakarta menular ke Pilgub Jabar.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Partai Golkar dan Hanura membentuk Poros Jabar bertujuan menangkal konflik di Pilkada DKI Jakarta menular ke Pilgub Jabar.
Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi melihat ada gelagat kisruh dan konflik di Pilkada Jakarta yang telah berlalu bakal menular ke Pilkada Jabar yang berlangsung 2018.
"Ada fenomena pertarungan DKI akan dibawa ke Jabar. Itu sama saja mengimpor konflik," ungkap Dedi Mulyadi di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat (21/4/2017).
Bupati Purwakarta ini melihat sedikit gesekan yang tersaji di Pilkada Jakarta seolah-olah pertarungan ideologi seperti tahun 1965. Jika dibiarkan tidak baik untuk iklim demokrasi di Indonesia dan daerah.
Partai Golkar, kata Dedi, bertanggungjawab agar dari awal sampai terpilihnya gubernur dan wakil gubernur hasil Pilkada Jabar berjalan aman dan lancar dari konflik baik individu, kelompok atau partai.
Poros Jabar ini ke depan akan menjadi kekuatan partai politik yang mandiri dan menyuarakan keinginan rakyat Jabar, bukan kehendak segelintir elite.
"Bukan kehendak elite, kepentingannya kemakmuran dan keadilan. Tidak lagi bicara perbedaan ideologi. Ini solusi penyelesaian berbagai problem di Jabar Jangan sampai terseret konflik yang merugikan masyarakat," Dedi menegaskan.
Dedi akan mengajak partai lain masuk dalam Poros Jabar. Satu di antaranya PKB yang perwakilannya sudah bertemu dengannya di Kabupaten Purwakarta beberapa waktu lalu.
Perwakilan PKB meski diwakili sayap partai, yakni Garda Bangsa, sudah siap mendukung calon yang diusung Partai Golkar untuk Pilkada Jabar.
"Nanti ada waktu ketemu ketua umum (PKB)," Dedi menambahkan.
Ketua DPD Partai Hanura Jabar, Fitrun Fitriansyah, menambahkan, partainya memiliki tanggung jawab moral terhadap pembangunan di Jabar. Partai politik harus menjaga harkat dan martabat selama proses Pilkada serentak gelombang ketiga nanti.
"Jangan sampai Jabar jadi arena kedua pilkada (Jakarta) yang sifatnya kritis. Kami juga ingin membangun nalar bagaimana pilkada di Jabar nanti tidak sama seperti di Jakarta," tegas Fitrun.
Ia menjelaskan Poros Jabar merupakan upaya melengkapi kekurangan kedua partai pada Pilkada Jabar. "Dihubungkan juga tidak apa-apa, Golkar 17 (kursi, red) dan kami tiga, jadi saling melengkapi," ujar dia.