Ibu Ini Syok, Anaknya yang Jurnalis TV Dikabarkan Bawa Sabu, yang Dilakukannya Bikin Sedih
Suryana menerima panggilan tersebut dan mendengar suara seorang pria di ujung telepon yang memberi kabar mengejutkan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Azan Subuh belum berkumandang, tiba-tiba Suryana (65), warga Bukit Betung, Kota Sungailiat, Kabupaten Bangka dikagetkan suara deringan handphone miliknya, Minggu (23/4/2017) pukul 04.00 WIB.
Masih diserang rasa kantuk, Suryana menerima panggilan tersebut dan mendengar suara seorang pria di ujung telepon yang memberi kabar mengejutkan.
"Anak ibu Meriyanti sekarang kami tahan karena tertangkap bawa sabu-sabu 100 gram saat razia. Kalau kasus ini dilanjutkan, bisa dipenjara 10 tahun. Sebelum diproses, damai saja Rp 20 juta," ungkap Meriyanti, anak Suryana saat menghubungi bangkapos.com, Minggu (23/4/2017).
Meriyanti yang juga jurnalis TV di Babel ini mengabarkan kejadian tersebut agar kejadian serupa tidak terulang lagi pada orang lain.
Dia yakin, penelepon tersebut penipu yang berkedok mengaku-ngaku aparat untuk meraup keuntungan di tengah kepanikan orang lain.
Ibunya, kata Meriyanti, tentu sangat kaget karena informasi tentang dirinya yang disampaikan penelepon misterius itu sangat lengkap, termasuk soal keluarga.
"Penelepon itu, kata ibu saya, tahu nama suami saya, kerja di mana dan anak berapa. Itu yang bikin percaya," ujar Meriyanti.
Dilanjutkan Meriyanti, pada menjelang Subuh itu, ibunya diminta mengirim pulsa sebanyak 1 juta ke dua nomor handphone.
Tanpa pikir panjang, Suryana berkeliling jalan kaki di Sungailiat mencari konter HP.
"Entah di mana ketemu konter HP, menurut ibu saya, dia sudah mengirim pulsa masing-masing 200 ribu," jelas Meriyanti.
Pada kesempatan itu, Suryana hendak mematikan HP yang tengah terhubung dengan penelepon tetapi dilarang.
"Maksud ibu saya mau mengabari anak yang lain, tetapi dilarang penelepon itu. Lalu penelepon itu bilang jangan beri tahu wartawan. Nah, inilah yang tiba-tiba bikin ibu seperti tersadar. Dia baru sadar anaknya wartawan, lalu tidak mau lagi menuruti keinginan penelepon," tambah Meriyanti yang tinggal di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang bersama suami dan anaknya.
Atas kejadian itu, Meriyanti mengungkapkan ibunya masih syok. Meriyanti menyebutkan, ibunya bingung dari mana si penelepon mengetahui identitas anaknya secara lengkap.