Makin Mengkhawatirkan, Sumur Ambles di Kediri Meluas ke Desa-desa Lain, Jumlah 118 Sumur
asyarakat di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri yang berada di lereng Gunung Kelud makin was-was.
Editor: Sugiyarto

Jika ditambah 71 sumur yang sudah mulai ambles total ada 188 sumur di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, yang berada di lereng Gunung Kelud yang ambles ditelan bumi dan airnya keruh serta tidak layak dikonsumsi.
Malahan di Dusun Ringinbagus yang sebelumnya tidak ada laporan masuk, saat ini telah ditemukan 39 sumur yang airnya mulai keruh.
Sementara tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang sudah ditunggu lama oleh warga akhirnya telah tiba di Desa Manggis untuk melakukan penelitian lapangan.
Tim yang dipimpin Hery Purnomo ini telah meneliti permukaan air, struktur tanah dan busa yang terdapat dalam air sumur yang ambles.
Menurut Hery Purnomo, gejala tersebut merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di daerah vulkanik karena adanya endapan pasir yang terjadi penurunan di bawah tanah.
Terkait adanya busa pada sumur yang ambles bakal diteliti lagi kandungannya. Tim telah mengambil sampel air untuk diteliti di laboratorium.
Penelitian bakal ditindaklanjuti lagi dengan meneliti lapisan tanah untuk mengetahui seberapa besar rongganya.
Sedangkan tim Hydrogeologi bakal meneliti dan mengkaji seberapa besar aliran air di dalam tanah.
"Tim bakal memetakan lokasi sumur yang ambles kemudian dilakukan analisa," tegas Hery.
Sebelumnya, fenomena alam langka amblesnya sumur warga di Kediri yang ditelan bumi tersebut juga menarik perhatian Amien Widodo, Pakar Bencana dari ITS Surabaya.
Menurut Amien, ambles dan ambrolnya puluhan sumur milik warga di Dusun Dorok, Dusun Jambean dan Dusun Nanas yang berada di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri merupakan pertanda akan adanya longsor.
Sumur ambles dan ambrol tersebut karena adanya retakan tanah di wilayah tersebut.
"Makanya pada tahap awal area dengan lubang akan terlebih dulu ambles dan ambrol," tegasnya, kepada Surya.
Jika berkaca peristiwa longsor di Ponorogo, juga terjadi retakan tanah dan penurunan permukaan tanah.