Makin Mengkhawatirkan, Sumur Ambles di Kediri Meluas ke Desa-desa Lain, Jumlah 118 Sumur
asyarakat di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri yang berada di lereng Gunung Kelud makin was-was.
Editor: Sugiyarto
Hanya saja peristiwa di Ponorogo, kata Amien Widodo yang juga Koordinator Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS ini berlangsung selama tiga minggu secara bertahap.
“Kalau sudah 55 sumur itu cukup parah, bisa jadi nanti tahap airnya hilang dan tanahnya ambles," tegasnya.
Apalagi kalau curah hujan tinggi, maka harus segera diamankan. Karena bisa saja tiba-tiba longsor.
Ia menjelaskan, peristiwa longsor terjadi akibat lapukan tanah yang cukup tebal di pegunungan.
Lapukan yang awalnya diikat oleh akar tanaman saat ini tidak ada yang menahan. Sehingga tanah tersebut akan ambrol saat air hujan memasuki rongga lapukan dan membuat masaa tanah semakin berat.
“Fenomena ini tidak karena penebangan 1 atau 2 tahun yabg lalu, tapi belasan tahun lalu. Sekarang baru dampaknya terlihat semua,” ucapnya.
Peristiwa retaknya tanah di area lereng pegunungan juga terjadi di Nganjuk dan Madiun sebelum longsor. Sebab, banyak area hutan yang telah dijadikan lahan pertanian.
“Retakan ini biasanya 300 meter, jadi bisa dilihat nanti apa kampung lainnya juga berjarak hingga sepanjang itu dengan lokasi ambrolnya sumur,” tegas Amien. (Surya/Didik Mashudi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.