Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dulu Supardi Usul Rumah dr Nanik Dipasang CCTV, Kini Dia Malah Terlibat Pembunuhan

Suasana duka menyelimuti prosesi kremasi dr Nanik Trimulyani di Krematorium Kedungmundu Kota Semarang, Selasa (2/5/2017).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dulu Supardi Usul Rumah dr Nanik Dipasang CCTV, Kini Dia Malah Terlibat Pembunuhan
Dokumentasi Humas Polsek Semarang Tengah
Supardi (22), warga Dusun Banyu Kembar, Desa Krangen Wetan, Watu Malang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Nanik Tri Mulyani (72), dosen Fakultas Kedokteran Undip. DOKUMENTASI HUMAS POLSEK SEMARANG TENGAH 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Suasana duka menyelimuti prosesi kremasi dr Nanik Trimulyani di Krematorium Kedungmundu Kota Semarang, Selasa (2/5/2017).

Sanak suadara dan kolega korban pun berdatangan mengikuti prosesi kremasi di ruang krematorium.

Terlihat anak korban, Budi Raharjo Legowo tampak tegar melihat ibunya dimasukkan di alat kremasi tersebut.

Kolega korban, Inayah tampak hanya memandang teman kerjanya saat dilakukan prosesi kremasi.

"Saya itu berteman dengan korban saat sama-sama kerja di RSUP dr Kariadi pada tahun 1980. Dia orang baik dan jujur," tuturnya.

Keponakan korban, Sebastian B Soediono, menuturkan semasa hidupnya korban dikenal sebagai orang yang baik dan berempati.

BERITA TERKAIT

Selain itu korban selalu menjaga hubungan baik dengan koleganya.

"Hal tersebut saya tanya dari kolega dan temannya," tuturnya.

Ia mengatakan selama bekerja di tempat korban, pelaku bernama Supardi mempunyai perilaku yang dinilai baik.

Dari informasi yang diterimanya, pelaku juga menyarankan agar dokter Nanik (pemilik kos) untuk memasang CCTV di rumah tersebut.

"Pelaku bisa berbuat seperti itu dimungkinkan dapat pengaruh dari temannya. Dia yang meminta untuk memasang CCTV. Tapi nyatanya CCTV itu yang dicuri terlebih dahulu," ujarnya.

Pihaknya, hingga saat masih berkoordinasi dengan Polrestabes Semarang untuk mengetahui perkembangan pelaku utama yang masih melarikan diri.

Pihak keluarga berharap pelaku pembunuhan dapat segera tertangkap.

"Kami juga berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal," tuturnya.

Dia berharap kejadian tersebut tidak terjadi kembali. Pihaknya berpesan kepada rekan korban agar pada usia lanjut tidak tinggal maupun hidup sendiri.

"Karena menyangkut keamanan diri," papar dia.

Baca: Suparman Cekik Dokter Nanik hingga Tewas Setelah Kepergok Mengacak-acak Kamarnya

Dokter Nanik Dicekik
Diberitakan sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Abiyoso Seno Aji terus menelusuri motif pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap dr Nanik Trimulyani Arifin (72), dosen tidak tetap Universitas Diponegoro Semarang.

Prosesi Kremasi Dokter Nanik
Suasana duka menyelimuti prosesi kremasi dr Nanik Trimulyani di Krematorium Kedungmundu Kota Semarang, Selasa (2/5/2017). TRIBUN JATENG/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS

Berdasarkan keterangan seorang pelaku yang sudah ditangkap (Supardi), polisi menyimpulkan pembunuhan Nanik diduga bermotif perampokan.

"Motifnya memang (diduga) perampokan," kata Abiyoso, saat dikonfirmasi, Minggu (30/4/2017).

Perampokan disertai pembunuhan itu terjadi Minggu (23/4/2017) sekitar pukul 14.00 WIB.

Dokter Nanik baru saja tiba di rumah indekos miliknya di Jalan Plampotan Nomor 58 Semarang, memergoki Suparman (22), yang juga anak penghuni kamas kos.

Saat dipergoki, Suparman sedang mengacak-acak kamar korban, mencari barang berharga.

Mengetahui kejadian itu, dr Nanik menghardik dan berusaha melawan Suparman.

Namun tenaga Suparman lebih kuat. Dokter Nanik dicekik oleh Suparman hingga tewas.

Suparman kemudian meninggalkan jasad Nanik di kamar tersebut.

Di luar, Suparman bertemu Supardi (22) yaitu penjaga indekos milik dr Nanik tersebut.

Supardi diberitahu oleh Suparman bahwa Nanik (pemilik kos) sudah tak bernyawa. Keduanya panik.

Entah bagaimana, dua orang itu kemudian bisa menemukan kunci dan STNK mobil Honda Freed milik korban.

Mereka kemudian tahu bahwa mobil Freed itu terparkir di RS Telogorejo Semarang.

"Mobil ditemukan, lalu mobil dibawa kembali ke rumah. Mayat Nanik dimasukkan ke bagasi belakang. Barang-barang berharga termasuk televisi dan lain-lain milik korban, dimasukkan ke bagian tengah," tambahnya.

Jenazah lalu dibawa menggunakan mobil itu ke Wonosobo.

Mobil membawa jenazah dr Nanik itu lanjut ke arah Banjarnegara. Sampai di Banjarnegara, jasad Nanik dibuang di parit di pinggir jalan.

Jenazah dokter Nanik baru ditemukan warga Sabtu (29/4/2017) dini hari.

Kemudian jenazah itu dibawa ke RSUP dr Kariadi di Kota Semarang, Sabtu jelang malam.

Supardi sudah ditangkap polisi di rumahnya di Desa Krangen Wetan, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo.

Sedangkan pelaku utama yaitu Suparman masih dalam pengejaran.

Polisi meringkus Supardi setelah melacak keberadaan mobil korban.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas