Oh, Ternyata Ibu Rumah Tangga Mendominasi Jumlah Penderita HIV AIDS di Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya mengklaim bahwa jumlah penderita HIV/Aids di Surabaya terus mengalami penurunan setelah sejumlah lokalisasi ditutup
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya mengklaim bahwa jumlah penderita HIV/Aids di Surabaya terus mengalami penurunan setelah sejumlah lokalisasi di Surabaya ditutup.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, angka penderita HIV/Aids pada 2014 ada 935 penderita, lalu 2015 tercatat 933 penderita, dan 2016 ada 923 penderita.
Dari total 923 ODHA (Orang Dengan HIV/Aids) itu, sebanyak 234 orang dari rumah tangga. Sedang 10 persennya remaja dan anak-anak. Satu orang seniman, manager satu orang, dan WPS (Wanita Pekerja Seksual) sebanyak 60 orang.
"Paling banyak sekarang ini ibu rumah tangga. Dia bisa tertular dari suaminya. Makanya, saat hamil kami selalu cek. Jangan sampai menular ke bayi," kata Febria Rachmanita, Kepala Dinkes Surabaya, Rabu (3/5/2017).
Baca: Pernah 4 Kali Coba Bunuh Diri, Pengidap HIV di Surabaya itu Kini Jadi Motivator
Di kawasan eks lokalisasi Sememi, saat ini tersisa lima ODHA. Sebelum ditutup di kawasan itu terdapat 57 ODHA.
Sedangkan di Dolly, kini tersisa 36 orang dari 110 orang penderita. Semantara di Dupak Bangunsari, hanya ada empat orang dari semula 58 orang.
"Pasca penutupan, kami juga menjaring wanita pekerja seks (WPS) yang berkeliaran, lalu kami periksa tes HIV AIDS. Termasuk ke semua ibu hamil, semua pasian TB, hepatitis," kata wanita yang akrab disapa Fenny ini.
Menurutnya, semakin banyak penderita HIV AIDS itu memmbuktikan bahwa jumlah surveillance di Kota Surabaya bekerja. Sebab data yang dimiliki Dinkes, jumlah warga penderita yang melapor dan dilakukan pendampingan.
"Mereka kami dampingi untuk rutin mendapat obat dari layanan kesehatan di Surabaya. Saat ini, sejumlah rumah sakit melayani pengobatan, kalau cek dan periksa bisa di semua puskesmas," terang Fenny.
Yaitu di RSUD dr Soewandi, RSAL, RS Karang Tembok, RS Menur, RS Bhayangkara, RS Haji, dan RS Unair. Sedang puskesmas yang bisa pengobatan Antiretroviral (ARV), di Puskesmas Perak Timur, Puskesmas Jagir, Puskesmas Kedurus, Puskesmas Kedungdoro.