Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diawali Caci Maki, Saling Cekik, Anggota DPRD Siantar Lalu Baku Hantam

Sidang paripurna DPRD Kota Pematangsiantar ricuh. Dua wakil ketua bentrok dengan ketua pimpinan sidang diawali caci maki, saling cekik dan adu pukul.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Diawali Caci Maki, Saling Cekik, Anggota DPRD Siantar Lalu Baku Hantam
Tribun Medan/Dedy Kurniawan
Wakil Ketua DPRD Siantar Mangatas Silalahi (dilingkari merah) terlibat kericuhan dengan Ketua DPRD Siantar Eliakim Simanjuntak (kacamata) pada sidang paripurna di Gedung DPRD Siantar, Sumatera Utara, Rabu (3/5/2017). TRIBUN MEDAN/DEDY KURNIAWAN 

Sejumlah anggota dewan lainnya turut melerai mereka. Eliakim dikawal hingga keluar sidang paripurna. Sedangkan Mangatas dan Timbul kembali persidangan melanjutkan sidang tanpa Eliakim.

Usai pertikaian itu tampak kancing kemeja kuning Mangatas Silalahi terbuka seluruhnya, sehingga nampak dadanya.

Mangatas mengatakan insiden itu tidak disengaja. Ia tak sadar kemejanya yang akan diperbaiki ke penjahit sudah terbuka begitu saja.

Ia menduga kancing bajunya terbuka lantaran terhimpit dan tarik-menarik saat kericuhan mengejar Eliakim yang hendak keluar ruangan sidang.

"Tidak mungkinlah aku sengaja membuka kancing kemeja di tempat publik. Kebetulan kemeja saya, kancingnya sudah longgar, lobangnya juga agak kebesaran dan kancingnya licin. Dari kemarin sudah mau dijahitkan," ungkap Mangatas.

Minta Maaf

Mangatas mengaku meminta maaf atas kericuhan yang melibatkan dirinya dan anggota dewan lainnya saat sidang paripurna membahas rotasi alat perlengkapan dewan.

BERITA TERKAIT

"Kalau kami emosi kami mohon maaf kepada floor paripurna, teman-teman pers dan masyarakat Kota Pematangiantar. Itu lebih dari sikap spontanitas karena sudah terlalu lama ketua kita ini terlalu arogan memimpin sidang dan semena-mena selalu," ungkap Mengatas.

Tersulut emosi Mangatas lantaran Eliakim kerap bertindak semena-mena dan melanggar ketentuan dewan. Di antaranya ia sering mengeluarkan surat kebijakan tanpa musyawarah, memakai stempel dewan untuk kebijakan sepihak.

Selama ini semua yang dilakukan Eliakim dilakukan tanpa persetujuan dua wakil ketua DPRD yang harus membubuhkan tanda tangan di atas surat dan kebijakan.

"Sering ketua keluarkan surat ditandatangani sendiri, berpikir sendiri, pakai stempel sendiri, tanpa koordinasi dengan kami berdua (Wakil Ketua DPRD)," beber Mangatas.

"Supaya diganti saja Eliakim. Jangan dia lagi. Saya khawatir kalau dia lagi yang memimpin sidang lagi ini bisa jadi pidana kita," tegas Mangatas.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas