Kementerian PUPR Bangun Jembatan Ngadiluwih Kediri
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun Jembatan Ngadiluwih, Desa Kambi Bendo,
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun Jembatan Ngadiluwih, Desa Kambi Bendo, Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur.
Jembatan tersebut akan menghubungkan Kecamatan Ngadiluwih yang berada di timur sungai dengan Kecamatan Mojo yang berada di sisi barat Sungai Brantas.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, jembatan Ngadiluwih akan memberi manfaat untuk peningkatan akses transportasi jaringan jalan dari Kota Kediri, Kecamatan Ngadiluwih dan perbatasan Kediri-Tulungagung menuju jalan strategis nasional Selingkar Wilis yang akan dibangun.
"Dengan terbangunnya jembatan ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di bagian timur dan barat Sungai Brantas," ujar Menteri Basuki, Jakarta, Senin (15/5/2017).
Menurut Basuki, konstruksi jembatan tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2017 dan masa pemeliharaan oleh kontraktor hingga 2019. Ia berharap, penyelesaian pembangunan jembatan ini dapat tepat waktu agar manfaatnya dapat segara dirasakan masyarakat.
"Kontraktor tidak bisa bekerja menggunakan langgam normal untuk menyelesaikan tepat waktu, tetapi harus dengan langgam rock and roll yakni bekerja 7 hari seminggu dengan pembagian 3 shift non-stop hingga selesai," tuturnya.
Pelaksanaannya dilakukan oleh kontraktor lokal PT Dwi Mulyo Lestari dengan total nilai kontrak sebesar Rp 32,7 miliar, dimana anggaran tersebut untuk mendanai pembangunan abutment dan jalan pendekat jembatan, sementara untuk rangka jembatannya senilai Rp 20 miliar akan disediakan Kementerian PUPR.
"Kepada penyedia jasa kontraktor dan konsultan pengawas untuk bekerja sesuai desain dan spesifikasi yang direncanakan, sehingga jembatan ini dapat berfungsi dengan baik untuk kebutuhan masyarakat," ucap Basuki.
Pembangunan jembatan dengan total panjang bentang 182,84 meter tersebut disertai dengan pelebaran jalan dari arah jembatan menuju akses eksisting Jalan Nasional Kediri-Tulungagung.
Secara teknis, jembatan ini akan memiliki lebar jalan 11 meter, dengan rincian 4 meter bahu jalan di kanan dan kiri, serta lebar jalan utama 7 meter.
Sementara panjang jalan pendekat jembatan dari Sisi Mojo sepanjang 60 meter dan 80 meter dari Sisi Ngadiluwih.
Untuk semakin membuka konektivitas Kabupaten dan Kota Kediri dengan Kabupaten/Kota sekitarnya, selain membangun Jembatan Ngadiluwih, Kementerian PUPR juga akan membangun dan meningkatkan jalan Selingkar Wilis.
Jalan ini menghubungkan enam kabupaten yang berada di kaki Gunung Wilis sepanjang 240 km, yang dikenal dengan singkatan Tunggal Rogo Mandiri yakni Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk dan Kediri.
Rencana induk (masterplan) keterpaduan pembangunan infrastruktur tersebut telah disiapkan oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR.
Pembangunannya diharapkan mendorong potensi pariwisata yang ada di lingkar Wilis yang nanti akan terkoneksi dengan bandar udara di Kediri yang kini dalam tahap perencanaan pembangunan.
Rencana tersebut mendapat dukungan pemerintah daerah dengan membentuk forum komunikasi Tunggal Rogo Mandiri dan telah ditandatangani nota kesepakatan kerjasama Selingkar Wilis pada 11 Juni 2014 lalu oleh enam kepala daerah terkait.
Kawasan Gunung Wilis sendiri menyimpan banyak potensi wisata di antaranya wisata air terjun yang sebagian telah dikelola dan masih banyak potensi lain yang dapat dikembangkan.