Seorang Nelayan Tewas Dibacok di Depan Istrinya Usai Kedatangan Tamu Misterius
Abdus Salam tewas di depan istrinya, Ny Suhana Buk Asmuri (40), di areal persawahan dengan rumahnya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Kasus pembunuhan berlatar belakang isu santet, kembali terjadi di Pamekasan.
Korbannya menimpa Abdus Salam (50), warga Dusun Tengah, Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Minggu (14/5/2017), sekitar pukul 00.30 WIB.
Nelayan itu tewas di depan istrinya, Ny Suhana Buk Asmuri (40), di areal persawahan dengan rumahnya, dengan mengalami enam luka tusukan cukup dalam sekujur tubuhnya.
Sedangkan dua pelaku pembunuhan itu, kini masih dalam penyelidikan Polres Pamekasan.
Menurut sumber di lokasi kejadian, malam itu sebelum peristiwa terbunuhnya korban, sekitar pukul 23.30 WIB, kedatangan dua tamu pria, Asmuji, warga Dusun Lao’ Sabe, Desa Ambat dan Suyanto, warga Dusun Semaling, Desa Ambat.
Karena malam itu korban dan istrinya sudah tidur di dalam rumah dan pintunya tertutup, kemudian korban bersama istrinya menemui kedua tamu di gardu bambu halaman rumahnya.
Setelah keduanya diminta mengutarakan maksudnya, kedua tamu itu memohon kepada korban agar diberikan air putih, untuk keponakannya yang sakit dan tak kunjung sembuh.
Namun, korban menolak permintaan kedua tamu itu karena dia selama ini tidak memiliki keahlian untuk mengobati orang sakit.
"Maaf, saya tidak bisa memenuhi permintaan sampeyan untuk memberikan air putih buat kesembuhan keluarga sampeyan yang sakit. Kalau saya memberi air putih, nanti saya dituduh penyebab sakitnya keluarga sampeyan," kata korban, seperti yang ditirukan Ny Suhana Buk Asmuri.
Karena korban menolak untuk memberi air putih kepada kedua tamu itu, lalu di antara pria itu melontarkan kalimat ancaman pada korban.
"Kalau kami berdua tidak diberi air, nanti jika terjadi sesuatu jangan menyesal," katanya, sambil kedua tamu itu pulang meninggalkan korban yang masih berada di dalam gardu.
Berselang satu jam kemudian, ketika korban dan istrinya masih di gardu datang dua pria tidak dikenal, dengan ciri-ciri perawakan tubuhnya tinggi besar dan gemuk, berambut panjang.
Tanpa diawali pembicaraan, kedua pria memegang celurit itu langsung mengayunkan ke tubuh korban yang duduk di dalam gardu.
Bacokan pertama menancap ke tubuh korban, hingga korban berdarah dan berteriak kesakitan.