Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Tugas Sekolah Naufal Raziq Bocah 15 Tahun Menemukan Listrik Dari Pohon Kedondong

Berawal dari tugas sekolah, bocah 15 tahun asal Langsa, Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) berhasil menciptakan listrik dari pohon kedondong pagar.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Samuel Febrianto

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Berawal dari tugas sekolah, bocah 15 tahun asal Langsa, Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) berhasil menciptakan listrik dari pohon kedondong pagar.

Namanya Naufal Raziq siswa kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Langsa, Aceh yang mengaku sangat kagum dengan Thomas Alva Edison dan BJ Habibie.

Naufal Raziq menceritakan awalnya ia mulai mengenal adanya kandungan listrik dari buah-buahan melalui pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolahnya.

Pertama ia diajarkan mengenai adanya listrik dari kandungan buah-buah asam seperti Kentang, Jeruk, Mangga.

Setelah berhasil mencoba pada kentang kemudian ia berpikir kalau buahnya asam maka pohonnya juga pasti mengandung asam yang kemudian membuat Naufal bereksperimen lebih jauh hingga berhasil menemukan pada pohon kedondong pagar yang menghabiskan waktu hingga tiga tahun.

"Jadi Naufal menemukan dondong pagar ini terpikir oleh buah asam tentu saja dipohonnya mengandung asam, Naufal menemukan dondong pagar ini bertahap, dari mangga belimbing asam jawa sekurangnya tiga tahun," tutur Naufal saat ditemui di kantor kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2017).

Pohon kedondong pagar menurut Naufal memiliki batang yang besar dan mudah tumbuh sehingga dianggap mampu lebih cepat menyediakan listrik.

BERITA TERKAIT

"Jadi masing-masing pohon itu ada keunggulannya kenapa kedondong pagar karena memiliki batang yang besar mudah tumbuhnya jika kita kupaskan kulitnya dia tidak busuk malah menyembuhkan dirinya, recovery," ungkap Naufal.

Untuk menghasilkan listrik dibutuhkan pula tembaga dan logam yang digunakan untuk mengubah listrik menjadi asam. Lalu tembaga dan logam dilapisi tisu dan kain yang kemudian ditempelkan ke pohon untuk menghantarkan listrik.

"Jadi dengan kain fungsinya mengubah asam menjadi listrik. Setelah dibungkus dengan tisu dengan kain dilipat jadi satu dan sudah bisa dipasang ke pohon," ucap Naufal.

Dari satu pohon kedondong pagar dapat menghasilkan empat buah lubang. Tiap lubangnya mengandung tegangan listrik sebesar 1 Volt.

"Untuk penerangan, 4 pohon itu satu lampu, 8 pohon 2 lampu," ungkap Naufal.

Perihal biaya, untuk 2 lampu pada satu rumah menghabiskan dana sebesar Rp. 1 juta 200 ribu yang kedepannya akan difasilitasi oleh Pertamina.

"Sekitar untuk 2 lampu satu rumah 1juta 200, jadi sekarang ini saya dibina pertamina. Jadi, fasilitas itu pertamina semua yang nanggung jadi masyarakat tinggal sediakan pohon aja, jadi alat dari kita," imbuh Naufal.

Naufal sendiri memulai penemuannya tentang pohon kedondong pagar berlistrik itu ketika usianya 12 tahun atau ketika duduk dibangku kelas 1 SMP.

Namun berdasarkan cerita dari orangtuanya ia sudah memiliki bakat bereksplorasi sejak duduk di Taman Kanak-Kanak (TK) seperti membongkar mainan mobil-mobilannya dan menggunakan dinamo penggerak mainanannya untuk menggerakkan mainan lainnya.

Bakat tersebut juga turun dari ayahnya yang menggeluti bidang elektronika.

"Jadi orangtua saya bekerja di bidang elektronik seperti menerima service elektronik kayak kulkas, sound system, jadi aku tertarik elektronik karena asik, menantang, kita harus teliti seperti cara membuat speaker, dan lain lain," pungkas Naufal.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas