Cerita Syaufani Berikan Rp 1 Juta Anaknya Berhaji dengan Berjalan Kaki
Syaufani (73) hampir setahun tak pernah menghubungi putranya, Mochammad Khamim, yang berhaji ke Tanah Suci dengan berjalan kaki dari Pekalongan.
Penulis: Muh Radlis
Editor: Y Gustaman
Tak ada bekal khusus yang dibawa oleh Khamim. Hanya baju baju dan uang dari ayahnya.
"Saya cuma kasih Rp 1 juta. Itu yang jadi bekal dia selama perjalanan dan alhamdulillah sekarang sudah sampai di Abu Dhabi," ungkap dia.
Sembilan bulan sudah Syaufani mengaku jarang sekali menelepon untuk menanyakan kabar anaknya. Tak bisa menggunakan ponsel alasan Syaufani tidak menghubungi anaknya.
"Teman-temannya kadang kasih lihat saya foto. Pernah saya komunikasi lewat video," kata Syaufani.
Sepanjang perjalanan, kata Syaufani, Khamim mengalami suka duka bermacam. Mulai dari diikuti orang tidak dikenal di Palembang hingga salat harus sembunyi saat berada di Myanmar.
Saat mengetahui anaknya telah sampai di Abu Dhabi, Syaufani tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
Tak ada pesan khusus buat anaknya yang memegang gelar sarjana ekonomi pembangunan tersebut.
"Saya cuma pesan hati-hati di jalan, kalau sudah berhasil jangan sombong. Saya sendiri tidak tahu kenapa dia mau jalan kaki naik haji. Dia memang kalau sudah punya niat akan dilakukan," kata dia.
Niat Bikin Pesantren
Meski saat ini tidak bekerja, rupanya Khamim telah membeli sebidang tanah di Kabupaten Batang untuk membangun pesantren.
"Dia sudah beli tanah di Batang. Sekarang tanah itu diberikan orang untuk bercocok tanam, nantinya mau bangun pesantren," kata Syaufani.
Ia tidak tahu dari mana anaknya mendapatkan uang untuk membeli tanah. Sejak lulus kuliah, Khamim hanya di rumah saja dan tidak ingin bekerja.
"Beberapa kali saya daftarkan kerja tapi dia tidak mau. Bahkan sudah pernah ada panggilan kerja dia tetap tidak mau. Katanya mau mendalami agama saja," kata dia.
Meski tidak bekerja, rezeki Khamim terus mengalir. Selama tiga tahun mempersiapkan perjalanannya ke Mekkah, Khamim hampir setiap malam didatangi tamu.
"Hampir tiap malam ada tamu yang datang, mereka hanya minta didoakan baik sisi kesehatan, rezeki hingga jodoh. Tamunya juga banyak yang dari luar kota," kata dia.
Tamu Khamim terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pemuda, pekerja, hingga aparat kepolisian dan pegawai negeri sipil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.