Cerita Syaufani Berikan Rp 1 Juta Anaknya Berhaji dengan Berjalan Kaki
Syaufani (73) hampir setahun tak pernah menghubungi putranya, Mochammad Khamim, yang berhaji ke Tanah Suci dengan berjalan kaki dari Pekalongan.
Penulis: Muh Radlis
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Dari ruang tengah rumahnya Syaufani Solichin (73) bercerita tentang anaknya berjalan kaki sudah setahun dari Pekalongan ke Mekkah.
Syaufani yang berpeci, berkemeja batik, menerima hangat Tribun Jateng di rumahnya di Jalan Raya Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Rabu (24/5/2017).
"Dia itu ke Mekkah mlampah (berjalan kaki), sekarang sudah di Abu Dhabi," Syaufani membuka cerita tentang anaknya, Mochammad Khamim (26).
Khamim merupakan bungsu dari empat bersaudara. Selama ini alumnus Universitas Negeri Semarang itu tinggal bersama ayahnya.
"Tiga kakaknya tinggal di Jakarta. Ibunya, istri saya, sudah meninggal 10 tahun yang lalu," Syaufani melanjutkan ceritanya.
Baca: Kisah Pemuda Pekalongan Jalan Kaki untuk Berhaji ke Tanah Suci
Syaufani mengetahui niatan Khamim berjalan kaki ke Tanah Suci untuk ibadah haji sejak dia masih duduk di bangku kuliah. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Khamim sejak itu.
"Persiapannya tiga tahun, tidak ada yang aneh-aneh. Hanya perbanyak puasa dan ibadah," kata Syaufani yang masih bekerja mengurus koperasi keluarga.
Sejak mengutarakan niatnya itu Khamim mulai mempersiapkan segala keperluan. Mulai dari perizinan hingga meminta restu beberapa kiai di dalam dan luar Pekalongan.
"Dia tidak minta apa-apa, hanya minta didoakan. Saya yang tanda tangan surat pernyataan izin di Kantor Agama Pekalongan," kata dia.
Khamim memulai perjalanannya naik haji dengan berjalan kaki pada 28 Agustus 2016 sekitar pukul 22.00 WIB. Banyak tamu dari Pekalongan hingga Jakarta mengantar kepergian Khamim.
Saat pertama kali memulai perjalanan, Khamim ditemani dua rekannya. Sesampai di Tegal, kedua temannya menyerah dan tidak melanjutkan perjalanan.
"Mereka berangkat bertiga, tapi sampai Tegal temannya menyerah. Tidak kuat katanya," kata Syaufani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.