Proyek Panas Bumi Mengkhawatirkan, Kera dan Babi Hutan Turun Gunung Slamet
Pemuda Pancasila Cilongok menolak eksplorasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di lereng Gunung Slamet karena dampak ekologisnya membahayakan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Pemuda Pancasila Kecamatan Cilongok menolak eksplorasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di lereng Gunung Slamet karena dampak ekologisnya mengkhawatirkan.
"Satwa seperti kera dan babi hutan sudah banyak turun gunung. Dikhawatirkan akan menyerang pertanian dan mengganggu kehidupan warga," kata Ketua PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Cilongok Cipto Teguh Wibowo, Rabu (24/5/2017).
Teguh meyaksikan dampak nyata eksplorasi terhadap kerusakan ekosistem hutan. Banyak satwa hutan yang mulai turun ke dasar lereng untuk mencari makan lantaran habitat aslinya telah rusak.
Dikhawatirkan satwa-satwa liar hutan akan bereksodus dan menyerang lahan pertanian warga karena sumber pakan mereka telah hilang.
meminta proyek tahapan eksplorasi PLTP Gunung Slamet dihentikan karena pengerjaannya tidak profesional.
"Kami juga minta hutan dikembalikan seperti semula. Banyak dampak yang sudah dirasakan pahit oleh warga," ia menambahkan.
Pemuda Pancasila sempat menyaksikan langsung kerusakan alam akibat penggundulan hutan di puncak lereng.
Kala itu, mereka tengah melaksanakan pendidikan dasar untuk anggota baru di kawasan hutan yang berdekatan dengan lokasi proyek.
Teguh melihat tingkat sedimen lumpur akibat pembabatan hutan di puncak sangat parah.
Jika proyek diteruskan, Teguh yakin, dampak ekologi yang dirasakan masyarakat Banyumas akan semakin meluas.
"Puncak bukit yang semula dipenuhi pohon besar berubah hamparan untuk jalan. Saat hutan gundul, pasti akan terjadi erosi dan banjir besar-besaran yang berdampak ke masyarakat di bawahnya," ia menambahkan.