Suparmi Nangis Pulang Lihat Dugderan Warung Nasinya Sudah Hangus Terbakar
Isak tangis Suparmi (60) menjadi-jadi saat menengok kondisi lapak hangus terbakar.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Isak tangis Suparmi (60) menjadi-jadi saat menengok kondisi lapak hangus terbakar.
"Ya Allah, ya Allah," jerit Suparmi sembari memeluk tubuh puteranya, Ragil (23).
Suparmi enggan berkomentar. Ia tampak masih larut dalam kesedihan.
Sang putra, Ragil menuturkan ibunda sempat syok saat mendapat kabar warung nasinya terbakar.
"Kami sedang melihat Dugderan di Masjid Agung. Tidak tahu bagaimana ceritanya," kata warga Indrogiri, Melati Baru, Semarang Timur itu.
Pria berkacamata itu memastikan empat jajar warung dalam kondisi tutup.
"Libur semua. Tidak ada aktifitas dalam warung. Lihat Dugderan semua," imbuhnya.
Kebakaran melanda empat lapak pedagang kaki lima (PKL) di seberang Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, Kamis (25/5/2017), sekitar pukul 16.00 WIB.
Saksi mata, Totok (49) berujar mulanya melihat asap di atas genteng warung nasi Bu Suparmi.
"Setelah kepulan asap, lalu api menyala. Kami sempat berupaya memadamkan, tetapi api semakin membesar," kata warga Musi RT 7 RW 4, Bugangan itu.
Komandan Peleton 3 Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Bambang menuturkan lama proses pemadaman api sampai satu jam.
"Api cepat membesar karena lapak berhimpitan," ujar Bambang.
Ada lima unit armada pemadam yang dikerahkan. Saat ini masih proses pendinginan.
"Dugaan kami penyebabnya karena arus pendek," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.