Gay Asal Semarang Ini Pacari 5 Cowok Sekaligus, Mantannya 36 Orang
Boni, seorang gay tinggal di Semarang pernah memacari lima cowok sekaligus. Mantannya sampai 36 orang.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Meski terkesan tersembunyi, pria gay di Kota Semarang sudah mulai terbuka. Aktivitas mereka ramai di berbagai media sosial mulai dari Facebook hingga Grinder.
Demikian dikatakan Boni, sebut saja demikian, seorang gay di Kota Semarang.
“Ada beberapa medsos yang punya kekhasan, misalnya untuk penggemar gay chubby punya chanel medsos sendiri. Begitu juga penggemar gay berbadan bagus hingga brondong punya chanel sendiri,” kata dia kepada Tribun Jateng pekan lalu.
Baca: Geliat Kaum Gay Semarang, Tempat Nongkrong Hingga Kucing
Baca: Bisakan Pria Gay Normal Kembali? Begini Kata Psikolog
Baca: Pesan Kapolrestabes untuk Kaum Gay Kota Semarang
Baca: Penderita HIV/Aids Kelompok Laki Suka Laki di Semarang Meningkat
Baca: Pesta Syahwat Kaum Gay di Semarang Pakai Striptis Tapi Lebih Privat
Baca: Banyak Pria Gay di Kota Semarang Punya Anak Istri
Sebagai seorang gay, Bonny bercerita saat ini sudah 'tobat'. Ia sudah tidak seperti saat remaja yang hanya mengejar kesenangan.
Dulu, ia masih suka nongkrong di sejumlah tempat. Bahkan, ia pernah pacaran dengan lima cowok sekaligus. Jumlah mantannya mencapai 36 orang dari berbagai profesi.
Kini, ia memilih pacar yang dewasa sehingga bisa bertahan lama.
"Saya pernah pacaran sama guru, aparat, macam-macam," cerita dia.
Sembari sesekali membetulkan letak kacamatanya, ia berkisah lahir di sebuah kota kecil di Jawa Tengah.
Ketertarikannya pada sesama jenis sudah dirasakan sejak kecil. Hal itu karena masa kecil dan sekolah, ia lebih banyak bersinggungan dengan kakak perempuan dan ibunya.
Memasuki bangku sekolah menengah atas, ia mulai berani jujur pada diri sendiri. Ia mulai menunjukkan rasa ketertarikannya pada teman laki-lakinya dengan perhatian lebih. Contohnya memberikan bekal makanan dan sebagainya.
Lepas SMA, ia kuliah di Kota Semarang. Atmosfer ibukota Jateng yang lebih terbuka, membuatnya makin jujur dengan diri sendiri.
Terutama setelah ia memastikan diri sebagai gay lewat sebuah acara bincang-bincang sebuah radio dengan dokter.
"Di sini saya jujur dengan diri sendiri, bahkan dengan teman-teman saya. Di kota orang-orangnya lebih terbuka," imbuh Boni.
Boni pernah berusaha berpacaran dengan perempuan selama dua tahun. Namun, ia mengakui tidak merasa nyaman. Hingga memutuskan menjadi diri sendiri.
Ia tidak ingin hidup sekadar sebagai gay. Karena itu, ia memilih menjadi aktivis kesehatan untuk teman-teman gaynya. Ia menjadi semacam penghubung bagi gay yang memiliki permasalahan HIV/AIDS.
Sementara itu, JS, seorang gay di Kota Semarang lainnya bercerita bahwa gay zaman sekarang berbeda dibandingkan kurun tahun 90an.
Menurutnya, gay pada era 90an lebih guyub dan rasa kekeluargaan lebih dalam. Gay zaman sekarang menurutnya sudah individualistis.
"Sekarang kenalan di medsos terus ketemuan, selesai," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.