Ketika Mahasiswa Amerika Ikut Membagikan Takjil Dawet Gratis
Apa jadinya jika yang membagikan takjil kepada pengendara empat orang bule? Ini pesannya.
Editor: Y Gustaman
![Ketika Mahasiswa Amerika Ikut Membagikan Takjil Dawet Gratis](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mahasiswa-as-bagikan-takjil_20170531_182041.jpg)
Laporan Wartawan Surya, Sulvi Sofiana
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Takjil sebagai makanan pembatal puasa banyak ditemui saat Ramadan. Takjil identik dengan makanan dan minuman yang manis, untuk itu dalam kegiatan ngabuburit bareng bule, mahasiswa Universitas Dr Soetomo membuat es garbis dan es dawet.
Menamakan kegiatan Ngabuburit Bareng Bule, para mahasiswa jurusan Sastra Inggris tersebut membuat takjil bersama 4 mahasiswa Oklahoma University.
Keempat bule ini merupakan peserta Cross Culture Understanding (CCU) bertema Tolerance in Ramadhan.
“Saya senang bisa mengenal budaya Muslim di Surabaya dan es dawet sangat enak. Rasanya seperti jelly tapi berbeda,” ungkap Emily Frantz (22), salah satu mahasiswa asing usai membuat takjil, kepada SURYA.co.id, Selasa (30/5/2017).
Selain Emily, Seth Aston (22),Jimmy Glock (22) dan Rebekah Laughbaum (22) juga membantu meracik takjil sederhana tersebut.
Mereka tak hanya mengenal tajil, mereka jua dipakaikan gamis dan baju koko khas busana umat muslim.
Sebelumnya, keeempat mahasiswa asing ini juga mengenalkan budaya makanan, permainan dan perayaan di negaranya.
Emily menambahkan, dengan membagikan takjil kepada pengendara, dia dan ketiga temannya ingin menghapus stigma yang mengatakan Amerika Serikat anti Islam seperti yang diberitakan media dan terutama saat Presiden Donald Trump terpilih.
Braga Permata Putri, ketua panitia CCU Unitomo menjelaskan pesan yang disampaikan lewat ajang CCU pada mahasiswa bule ini adalah terjaganya toleransi antarumat beragama di Indonesia.
"Baru-baru ini marak isu intoleransi umat beragama di Indonesia. Melalui CCU ini kami sampaikan bahwa isu itu tidak benar. Kami buktikan Indonesia negara yang tetap bisa merawat, menjaga toleransi," tutur Braga, mahasiswa semester IV, prodi sastra inggris.