Banjir Rob Tidak Surut, Hartono dan Kelurga Siap Tidur di Genting
Dua unit kulkas dan mesin cuci pun terendam air. Hartono hanya menghela nafas
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Aroma tak sedap menggantung di hidung saat memasuki perkampungan Gisikrejo, Bandarharjo, Semarang Utara, Kamis (1/6/2017) sore.
Suasana jalan kampung itu tampak lengang. Kebanyakan warga setempat beraktifitas di dalam rumah.
Memasuki kawasan RT 7 RW 1, Tribun Jateng disambut perempuan paruh baya.
Namanya Ibu Suwardi (55). Ia mendekat sambil menggendong balita.
"Ini rob paling parah daripada tahun-tahun sebelumnya," keluh jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wisma Anugerah Candi itu.
Berdekatan rumahnya, terdapat bangunan Sekolah Dasar (SD) Swasta Sentosa.
Bangunan itu terendam air rob hingga 1,5 meter.
Bagian halaman dan ruang kelas pun telah ditimbun tanah setinggi satu meter, hingga menutup separuh jendela kelas.
Ibu Suwardi pun mengajak Tribun Jateng berkeliling wilayah kampung. Dia menengok rumah Pak Slamet (60).
Kala itu Pak Slamet tampak duduk di ruang tamu.
Dia jongkok di atas kursi sembari menonton televisi.
Ruang tamu, kamar, sudah digenangi air berwana coklat kehijauan.
"Airnya bau. Kami tunggu surut dulu sebelum membersihkan," tuturnya.
Selanjutnya, Tribun Jateng menyambangi rumah Pak Hartono (53).
Saat itu Pak Hartono beserta sang istri, Tatik duduk berdua menonton televisi.
"Rob datang mirip banjir bandang. Mulai tadi siang jam setengah satu. Kami tak bisa apa-apa," kata Hartono.
Dua unit kulkas dan mesin cuci pun terendam air. Hartono hanya menghela nafas.
"Nanti kami tidur di atas genteng, kalau malam ini tak surut," seloroh bapak dua anak itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.