Di Bendungan Sigura-gura, PT Inalum-Pemprov Kaltara Teken MoU Investasi Smelter Alumina
Ekspansi bisnis Inalum ke Kalimantan Utara didasari besarnya rencana penyediaan energi listrik di provinsi INI
Editor: Eko Sutriyanto
Di Indonesia kurang lebih 700 ribu ton aluminium per tahun dibutuhkan. Kemudian diperkirakan setiap tahun kebutuhan aluminium dalam negeri terus tumbuh sekitar 5 sampai 7 persen.
“Meski ada pasar luar negeri, kami akan prioritaskan dulu pasar dalam negeri. Karena dari hitungan kami, 1 juta ton produksi, ke depan itu masih kurang. Makanya harus ada lagi smelter Inalum III, IV, dan V,” ujarnya.
Bauksit sebagai bahan baku aliminium akan disuplai dari Mempawah Kalimantan Barat.
Kata Chairman, Bauksit akan diolah menjadi alumina di daerah tersebut, kemudian alumina dikirim untuk diolah di smelter di Kalimantan Utara.
Sesuai rencana awal, pendirian smelter diarahkan Pemprov Kalimantan Utara di Desa Tanah Kuning Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan.
Saat mendampingi kunjungan kerja Menteri BUMN Rini Soemarno ke Tanjung Selor, Winardi Direktur Utama PT Inalum kepada Tribun mengatakan, produksi satu ton alumina diperkirakan menghabiskan daya listrik 12.700 KwH.
“Nanti listriknya kami beli," ujarnya.
Hitungan PT Inalum, investasi mendirikan smelter di Kalimantan Utara akan menghabiskan biaya sebanyak 3,5 miliar USD andai PT Inalum sendiri yang mendirikan PLTA. “
Tetapi investor PLTA sudah ada, kami investasinya cukup 2,8 miliar USD saja,” tuturnya. Praktis dengan perhitungan tersebut, Inalum menghemat biaya produksi sekitar 700 juta USD. (Wil)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.