Siswi SMP Tewas Gantung Diri Hanya karena Hasil UN Tak Sesuai Harapan
Diduga gara-gara nilai hasil Ujian Nasional (UN) yang tidak sesuai harapan, seorang siswi tingkat SMP mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Diduga gara-gara nilai hasil Ujian Nasional (UN) yang tidak sesuai harapan, seorang siswi tingkat SMP mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Informasi yang dihimpun Tribun Jogja, BD (15) warga Dukuh Tegalsono, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan ditemukan tewas tergantung di rumahnya.
Kejadian tersebut bermula saat BD pulang dari sekolahnya, SMPN 2 Manisrenggo bersama ibunya, Nurhayati untuk menerima pengumuman hasil UN.
Sesampainya di rumah, BD langsung mengurung diri di kamar.
Dari keterangan keluarganya, nilai UN yang dicapai tidak sesuai dengan harapannya.
Pasalnya, BD berencana untuk melanjutkan belajar di SMAN 1 Kalasan, namun nilai yang dicapainya tidak memenuhi standar masuk sekolah di Kabupaten Sleman, DIY itu.
Saat keluarganya keluar untuk salat Jumat, BD tinggal berdua bersama kakaknya, Aisyah di rumah.
Ketika itu, BD tiba-tiba keluar kamar dan tidak segera kembali.
Awalnya, kakaknya mengira bahwa BD ke kamar mandi. Namun lantaran tidak segera kembali, ia kemudian memeriksa ke kamar mandi yang berada di dekat dapur.
Namun sesampainya di dapur, BD ditemukan sudah dalam kondisi tergantung terlilit kain kerudung di kayu atap dapur.
Mengetahui kondisi adiknya, Aisyah segera meminta pertolongan kepada warga sekitar namun nyawa BD sudah tidak tertolong.
Kakek korban, Tuhono mengatakan BD memang memiliki keinginan kuat untuk masuk SMA pilihannya itu. Ia juga tidak menyangka cucunya sampai nekat mengakhiri hidupnya.
"Tidak pernah ada masalah sebelumnya. Bahkan setiap selesai UN, dia selalu menyempatkan mampir ke rumah saya di Ngemplakseneng (Manisrenggo)," ungkapnya.
Sempat beredar kabar BD tertekan lantaran dimarahi orangtuanya perihal nilai UN yang tidak memuaskan. Namun hal itu ditampik oleh pihak keluarga.
"Orangtuanya tidak memarahi, anaknya baik. Kemungkinan karena nilai itu, anaknya jadi tertekan," katanya.