Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miris. Putu Suaka Nekat Bunuh Keluarga Pasien dengan Kopi Sianida, Begini Kisahnya

Hukuman mati terhadap narapidana I Putu Suaka alias Keteg (53) kemungkinan akan digelar tahun 2017.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Miris. Putu Suaka Nekat Bunuh Keluarga Pasien dengan Kopi Sianida, Begini Kisahnya
Ist
ilustrasi 

Hal itu dilakukan Putu pada 26 Januari 2008.

Saat itu, Putu disuruh ke rumah Komang untuk mengobati anaknya.

Putu pun sudah mempersiapkan bahan-bahan racun salah satunya ialah potasium sebagai bahan untuk sianida.

Setibanya di rumah Komang, Putu meminta Komang untuk membuat 5 gelas kopi.

Putu meminta agar kopi yang dibuat Komang dicampur racun sianida, tetapi kepada Komang, Putu tidak menjelaskan bahwa itu adalah racun melainkan obat.

Komang pun percaya dan mencampur racun itu ke kopi yang dibikinnya.

"Terdakwa menyuruh untuk membuat kopi sebanyak 5 (lima) gelas di dapur, Terdakwa memberitahukan takaran dengan campuran gula 3 (tiga) sendok teh dan kopi 2 (dua) sendok teh serta potasium 1 (satu) sendok teh."

"Maksudnya kopi itu menjadi pekat dan jika dicampur dengan potasium maka potasium itu tidak terasa dan tidak menimbulkan kecurigaan bagi korban," tulis salinan putusan yang dikutip dari websita Mahkamah Agung (MA).

Lantas apa yang terjadi? Keluarga Komang yang terdiri dari 4 orang meminum kopi tersebut.

Berita Rekomendasi

Usai minum kopi itu, istri Komang yang bernama Ni Kadek Suti bersama anaknya I Kadek Sugita serta kerabat Komang I Gede Sujana terkapar di lantai dan meregang nyawa.

Dari hasil diagnosa klinik, (No. PB : 01/KF/I/2008) tanggal 27 Januari terdapat hasil lab yang menyatakan:

- Pelebaran pembuluh-pembuluh darah kapiler pada otak besar, otak kecil dan batang otak.

- Pelebaran pembuluh darah kapiler dan fokus ekstravasasi eritrosit perivaskuler tanpa ilfiltrat sel-sel radang pada scalp.

- Pelebaran pembuluh-pembuluh darah kapiler septum interalveolar, edema dan fokus-fokus sebaran ringan limfosit, sel plasma dan sedikit eosinofil pada septum interaveolar dan bronkus, serta tampak fokus-fokus antrakosis
pada paru.

- Erosimukosa, infiltrad sel-sel radang limfosid dan sel plasma pada lamina propria dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah kapiler pada lapisan submukosa dan serosa lambung.

- Degenerasi lemak ringan, pelebaran sinusoid, dan fokus-fokus treditis kronis pada hepar.

- Pankrealis.

- Pelebaran pembuluh-pembuluh darah kapiler glomerulus dan interstiteal ginjal.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas