Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akulturasi Budaya Arab-jawa di Ponpes Walisongo Tuban

Pondok Pesantren Walisongo di Kabupaten Tuban menjadi salah satu pesantren yang menggabungkan budaya Arab dan Jawa.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Akulturasi Budaya Arab-jawa di Ponpes Walisongo Tuban
Surya/Aflahul Abidin
Interior masjid dengan satu tiang penyangga dan Masjid An-Nur Nurul Miftahussofyan tampak luar di Ponpes Walisongo, Kabupaten Tuban. SURYA/AFLAHUL ABIDIN 

Laporan Wartawan Surya, Aflahul Abidin

TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Pondok Pesantren Walisongo menjadi salah satu pesantren yang menggabungkan budaya Arab dan Jawa.

Hal tersebut tak lepas dari kemampuan sang pengasuh, KH Nur Nasroh Hadiningrat.

“Selama tidak menyimpang dengan syariah Islam,” kata RM Abraham Naja Mangkunegara, salah satu pengurus Ponpes Walisongo sekaligus anak ketiga KH Nur Nasroh Hadiningrat.

Hal ini tak lepas dari cerita masa lalu saat pertama kali Nasroh datang ke bukit yang hanya berpenguhuni sekitar 12 kepala keluarga itu pada 1977.

Baca: Di Balik Kisah Pembangunan Masjid Satu Tiang Penyangga di Tuban

Dia mengabdikan diri di Dusun Gomang usai menjalani pendidikan pesantren di beberapa ponpes di Indonesia. Sang kiai-lah yang meminta Nasroh untuk menyampaikan ajaran Islam di sana.

Berita Rekomendasi

Penduduk di sana masih menyembah matahari ketika itu. Budaya Jawa masih melekat. Salah satu contoh budaya Jawa yang masih ada di sana saat ini adalah hitung-hitungan pencarian hari baik.

“Kami mempertahankan ajaran salaf yang dulu dan memberi pelajaran baru kepada masyarakat,” sambung Abraham.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas