Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ZEE dan Landas Kontinen RI-Malaysia di Laut Sulawesi akan Dibawa ke Meja Perundingan

Batas wilayah maritim Indonesia dan Malaysia di Laut Sulawesi belum juga mencapai kesepakatan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in ZEE dan Landas Kontinen RI-Malaysia di Laut Sulawesi akan Dibawa ke Meja Perundingan
(TRIBUNKALTIM/ MUHAMMAD ARFAN)
Suasana pertemuan utusan khusus Presiden untuk penetapan batas maritim RI-Malaysia Eddy Pratomo dan jajaran beserta Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie di Gubernuran, Senin (12/6/2017). 

"Saat ini nelayan negara lain nyasar ke wilayah kita. Nelayan kita juga nyasar ke wilayah negara lain. Ini kan karena batasnya belum jelas," sebutnya.

Utusan khusus Presiden ini rencananya akan meninjau titik-titik terluar di perbatasan Selasa (13/6/2017) besok. Selain itu mereka akan meninjau kondisi sosial ekonomi, dan pertahanan keamanan.

"Supaya dalam perundingan nanti kami punya basis data yang kuat. Termasuk hari ini kami minta masukan Gubernur dan jajarannya," sebutnya.

Kendala utama belum adanya kesepakatan garis batas maritim di Laut Sulawesi dikarenakan klaim dua RI-Malaysia yang sama-sama keras.

"Ada juga beberapa prinsip dasar delimitasi yang agak berbeda. Kalau prinsipnya berbeda tentu agak lama, harus sabar. Karena kalau batas laut disepakati, tidak boleh dirubah lagi. Makanya harus hati-hati," sebutnya.

Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menyarankan utusan khusus Presiden juga ikut mempertimbangkan batas laut Nunukan-Sebatik (Malaysia), bukan hanya Sebatik-Tawau. Sebab posisi dua daerah ini cukup berdekatan.

"Jika kita berdiri di pelabuhan Lim Hie Jung maka kita lihat Pulau Sebatik wilayah Malaysia. Bahkan Malaysia sudah buat pos marinir di sana," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Irianto menyampaikan pula, segala informasi aktual perbatasan teritorial di perbatasan baik darat maupun laut selalu dilaporkan kepada Mendagri dan Kemenlu.

"Biasanya ada pelanggaran mencari ikan karena tidak ada koordinat yang jelas. Kalau batas jelas, tentu dampak keekonomiannya baik. Apalagi masyarakat Sebatik dan Nunukan umumnya berbelanja di Tawau. Pergi pagi pulang sore," ujarnya. (Wil)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas