Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Firasat Keluarga Sebelum Notaris Cantik Ini Sebelum Tewas Kecelakaan

Adik almarhum, M Fery Iliansyah (31) menilai, kakaknya tersebut merupakan sosok yang sangat ceria, dan sangat perhatian dengan keluarga

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ini Firasat Keluarga Sebelum Notaris Cantik Ini Sebelum Tewas Kecelakaan
Tribun Kaltim/Christoper D
Rumah duka di jalan Ir Juanda 1 dipenuhi karangan bunga dari kerabat dan rekan kerja Meyliani Febriyanti, korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas, Selasa (13/6/2017). 

Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Duka menyelimuti keluarga almarhum Meyliani Febriyanti, notaris cantik asal Samarinda yang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di jalan Soekarno-Hatta, kilometer 12, Balikpapan Utara, pagi tadi, Selasa (13/6/2017).

Tak ada yang pernah menyangka wanita kelahiran 19 Mei 1982 itu, meninggalkan keluarga dan kerabatnya untuk selamanya.

Adik almarhum, M Fery Iliansyah (31) menilai, kakaknya tersebut merupakan sosok yang sangat ceria, dan sangat perhatian dengan keluarga.

"Terlalu ceria orangnya dan kesehariannya seperti orang lainnya, bergaul dan temannya banyak," tuturnya saat dijumpai di rumah duka, jalan Ir Juanda 1, Samarinda Ulu, Selasa (13/6/2017).

Meyliani Febriyanti
Meyliani Febriyanti (instagram)

Fery menjelaskan, tanda kepergian kakaknya itu tidak dirasakannya langsung, melainkan yang merasakan tanda-tanda terakhir Mey merupakan pengasuh keduanya sejak kecil, yang sudah dianggap layaknya keluarga sendiri.

Sulasih atau yang kerap di sapa mbak Sih oleh keduanya, yang merasakan tanda-tanda tersebut, yakni seringnya almarhum mengajaknya makan sahur bersama dalam dua hari terakhir sebelum kejadian kecelakaan itu.

Berita Rekomendasi

"Mbak Sih yang rasakan itu, biasanya almarhum ini kalau makan sahur ya makan sendirian, dua hari yang lalu selalu ngajak mbak Sih makan sahur sama-sama, dia minta temanin makan sahur," urai anak kedua dari dua bersaudara itu.

Selain itu, tanda lainnya yang dirasakan keluarga yakni, kebiasan mewarnai kuku yang jadi favorit almarhum untuk menjaga penampilnya, tak dilakukannya sejak awal puasa lalu.

Padahal, mewarnai kuku dengan beragam warna dan corak, merupakan satu paket perawatan kecantikan korban, yang dikenal rutin melalukan perawatan ke salon kecantikan.

"Nah, dia (korban) itu senang pakai kotek (pewarna kuku), tapi selama puasa lalu, tidak lagi pakai kotek, tadi saya pas mandikan jenazah juga lihat kukuknya tidak berwarna," Ucapnya.

Untuk diketahui, korban berkendara bersama rekan-rekanya menuju ke Jakarta, bahkan mobil naas saksi bisu tewasnya korban merupakan kendaraan pribadi korban.

Korban keluar dari rumah menuju Balikpapan, usai sahur sekitar pukul 04.00 Wita. Namun, diduga akibat kehilangan kendali (out control) mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas