Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Memaknai Idul Fitri, Buat Siapa Kemenangan Itu?

Tepatnya minal aidin wal faizin adalah doa yang sangat begitu indah yang kita panjatkan kepada Allah SWT

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Y Gustaman
zoom-in Memaknai Idul Fitri, Buat Siapa Kemenangan Itu?
Tribun Pontianak/Tito Ramadhani
Umat Islam di Kecamatan Menyuke melaksanakan salat Idul Fitri dengan khusyuk di halaman Madrasah Ibtida'iyah Negeri Darit, Jalan Mazri, Desa Darit, Kabupaten Landak, Minggu (25/6/2017) pagi. TRIBUN PONTIANAK/TITO RAMADHANI 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, LANDAK - Umat Islam di Kecamatan Menyuke melaksanakan salat Idul Fitri dengan khusyuk di halaman Madrasah Ibtida'iyah Negeri Darit, Jalan Mazri, Desa Darit, Kabupaten Landak, Minggu (25/6/2017) pagi.

Ustaz Usman Abra menjadi imam salat, kemudian khotbah disampaikan ustaz Muhammad Ihsan dan selaku muazin, Parijan.

Dalam khotbahnya ustaz Ihsan mengatakan, ketika momen Idul Fitri lumrahnya orang Indonesia kerap mendengar ungkapan minal aidin wal faizin, yang sering diartikan mohon maaf lahir dan batin.

"Tepatnya minal aidin wal faizin adalah doa yang sangat begitu indah yang kita panjatkan kepada Allah SWT. Minal Aidin, ya Allah semoga kami tergolong hamba-hamba yang kembali kepada kesucian. Wal faizin, dan semoga kami tergolong hamba-hamba yang beruntung," ujar Ihsan.

Lantas siapa orang yang ber-Idul Fitri, karena tidak semua orang bisa.

Semua orang bisa berlebaran, baik yang puasa atau yang tidak puasa. Baik yang salat Tarawih mau pun yang tidak, yang tadarus atau pun tidak, semua orang bisa berlebaran.

Berita Rekomendasi

"Bahkan saudara kita yang non-Muslim pun bisa berlebaran ke rumah kita. Tapi tidak semua orang bisa ber-Idul Fitri, kembali kepada kesucian. Siapa orang yang bisa ber-Idul Fitri yang kembali kepada kesucian ini? Yaitu orang yang diberi kesempatan oleh Allah SWT satu bulan penuh berpuasa pada siang harinya, kemudian Tarawih di malam harinya ditambah tadarusan. Itulah orang-orang yang bisa kembali kepada kesucian. Karena janji Allah SWT, barangsiapa puasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap rida Allah SWT, maka Allah SWT akan menghapus dosa-dosa dia yang telah lalu. Maka ketika Idul Fitri ini, dia kembali suci seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya," papar dia..

Maka menang dan berbahagialah orang yang satu bulan penuh pada Ramadan yang menggunakan kesempatan itu untuk berpuasa, melaksanakan salat Tarawih serta ditambah dengan tadarusan.

"Tapi betapa rugilah kita diberi kesempatan oleh Allah SWT satu bulan, puasa kita tinggalkan, Tarawih apa lagi, tadarus tidak sama sekali," ucapnya.

Ihsan menyampaikan ada beberapa pelajaran yang diberikan puasa kepada kita. Puasa menurutnya melatih kita secara jasmani dan rohani.

"Tidak bisa mengalahkan baiknya lidah dan hati, ketika lidah dan hati itu sudah baik. Dan tidak akan bisa mengalahkan buruknya, ketika lidah dan hati ini sudah buruk. Lidah itu kalau baik akan mengucapkan sesuatu ucapan yang baik, kata-katanya baik, tidak menghina, mencaci bahkan menyakiti. Tapi kalau lidah ini sudah buruk, maka yang keluar adalah perkataan-perkataan yang buruk, cacian, makian. Maka Rasulullah SAW bersabda, selamatlah manusia bagaimana dia menjaga hatinya dan bagaimana dia menjaga lidahnya," ia menjelaskan.

Puasa mengajarkan bagaimana kita satu bulan penuh menjaga anggota tubuh kita, di antaranya lisan kita, digunakan dengan sering berzikir dan pada malam hari bertadarus.

"Hati ini kalau sudah baik, dia akan berpengaruh ke seluruh organ tubuh manusia. Karena hati adalah rajanya anggota tubuh, kalau hati itu baik maka pekerjaannya juga akan baik, langkahnya akan melangkahkan sesuatu yang baik. Tapi kalau hati ini sudah buruk, pekerjaan yang dilakukan akan buruk, langkah yang dia langkahkan juga akan buruk. Karena sabda Rasulullah SAW, ingatlah di jasad kita ada segumpal darah, kalau segumpal darah ini baik, maka akan baik seluruh tubuhnya. Ingatlah kalau itu adalah hati," sambung dia.

Usai salat Idul Fitri, jemaah berbaris dan saling bersalaman. Tangis haru menghiasi suasana saat para jamaah bersalaman dan berpelukan antara satu dengan lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas