Pemerintah Perlu Dialog dengan Orang yang Dicurigai dan Mantan Teroris
Pemerintah lewat satuan kerjanya harus melakukan dialog pada orang-orang yang dicurigai ataupun yang sudah pernah terlibat teroris
Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dalam menangani urusan teroris, Indonesia punya lembaga namanya Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).
Namun, sepanjang keberadaannya, BNPT juga tak mampu sendirian untuk meredam aksi teror.
Malah, pelaku teror tumbuh subur bak jamur di musim penghujan.
"BNPT perlu didukung unsur pemerintahan. Mulai dari Pemprov, Pemkab dan Pemko harus turun langsung memberikan solusi dalam mengantisipasi berkembangnya paham radikal ini," kata Ustaz Khairul Ghazali, mantan teroris yang pernah merampok Bank CIMB Niaga, Kamis (29/6/2017).
Ghazali mengatakan, pemerintah lewat satuan kerjanya harus melakukan dialog pada orang-orang yang dicurigai ataupun yang sudah pernah terlibat teroris.
Kemudian, kata Ghazali, pemerintah harus membantu para mantan teroris dalam berusaha ataupun menyediakan lapangan pekerjaan.
"Mereka yang terlibat teroris itu kan rata-rata tidak memiliki pekerjaan dan kerap dilanda masalah ekonomi. Nah, salah satu solusi yang harus diberikan adalah memberikan pekerjaan atau memberikan bantuan pada mereka yang sudah bertaubat untuk berwirausaha," ungkap Ghazali.
Pendiri pesantren Al Hidayah ini mengatakan, jika seseorang sudah memiliki pekerjaan ataupun kesibukan yang positif, maka mantan pelaku teror ataupun mereka yang baru akan bergabung dengan jaringan tidak akan lagi berpikir melakukan aksi teror.
Sebaliknya, jika mereka tidak punya pekerjaan dan tidak dirangkul, maka mereka-mereka yang sudah taubat akan kembali melakukan aksi yang sama.
"Banyak mantan teroris yang sudah bebas dari masa hukuman. Jika mereka ini tidak dirangkul, saya khawatir mereka akan kembali lagi ke masa lalunya," ungkap Ghazali.
Bagi pemerintah, katanya, Ghazali berharap bisa memberikan pekerjaan tetap pada mantan-mantan teroris.
Kemudian, pemerintah juga harus merangkuk organisasi Islam seperti Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
"Orang-orang NU dan Muhammadiyah ini kan langsung bersinggungan dengan masyarakat di lapangan. Mereka juga harus disokong, terutama dari sisi finansial," katanya.
Setelah insiden penyerangan Polda Sumut, tiap polsek di Medan saat ini ditempatkan sejumlah Brimob bersenjata lengkap.
Ini bentuk antisipasi terhadap aksi serangan susulan teroris.
Seperti halnya di Polsekta Percut Seituan, di sana, sejak pagi petugas Brimob telah bersiaga. Menurut Direktur Pengamanan Objek Vital (Obvit) Polda Sumut, Kombes Hery Subiansauri, pengamanan ini melekat hingga situasi benar-benar kondusif. (Ray/tribun-medan.com)