Seporsi Ayam Goreng Dijual Tak Wajar, Penjual Lesehan Malioboro ini Kena Getahnya
Salah satu pedagang lesehan malam di kawasan Malioboro, Yogyakarta, terkena skorsing dua hari dilarang berjualan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Salah satu pedagang lesehan malam di kawasan Malioboro, Yogyakarta, terkena skorsing dua hari dilarang berjualan.
Hal ini lantaran adanya aduan salah satu pembeli yang menyoal harga makanan di lesehan tersebut tidak wajar.
Pemberian skorsing ini dilakukan oleh pihak Paguyuban Lesehan Malioboro, Rabu (28/6/2017) malam.
Baca: Komentar Pedas Warganet Soal Diskornya Pedagang Lesehan Malioboro Terapkan Harga Mencekik
Baca: Penjual Lesehan Malioboro Kena Skorsing Patok Harga Mencekik Pernah Lakukan Hal Sama
Unit Pelaksana Teknis Malioboro pun ambil sikap setelah mengetahui ada salah satu wisatawan memposting nota pembayaran di media sosial Facebook.
Dalam postingan tersebut disebutkan harga beberapa item makanan yang dijual pedagang lesehan tersebut cukup memeras kantong pembeli.
“Kami menemukan adanya harga makanan yang dinaikkan secara tidak wajar oleh penjual lesehan ini. Sehingga kami tindak dan berikan sanksi pada yang bersangkutan,” ujar Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh, kepada Tribun Jogja, Kamis (29/6/2017).
Kejadian menaikkan tarif tidak wajar ini diketahui pada H+2 Lebaran atau Selasa (25/6/2017) sore lalu.
Salah satu warganet mengunggah ke media sosial harga makanan yang terlalu tinggi seperti empat porsi ayam goreng Rp 120 ribu belum termasuk nasi.
Nasinya Rp 8 ribu per porsi. Serta harga nasi goreng mencapai Rp 40 ribu per porsi.
Pihak UPT Malioboro melalui Jogoboro langsung mengklarifikasi penjual makanan di salah satu lesehan tersebut.
Menurut Syarif, yang dilakukan oleh penjual makanan ini bukan aksi nuthuk melainkan menggunakan harga tak wajar.
“Ini bukan nuthuk, karena ada daftar harganya, namun tidak wajar,” tegas dia.
Sejauh ini, pihaknya selalu mengingatkan para penjual untuk menerapkan harga yang wajar pada wisatawan.
Hal itu senada dengan perintah Wali Kota dan Wakil Wali Kota agar tidak ada aksi nuthuk dan menerapkan harga tak wajar. "Ini demi kenyamanan wisatawan,” ujar dia.