Empat Hektare Lahan Kentang Rusak Akibat Letupan Kawah Sileri
Letupan lumpur kawah Sileri, Dieng, Minggu (2/7/2027), membuat kira-kira 4 hektare lahan pertanian kentang rusak.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Letupan lumpur kawah Sileri, Dieng, Minggu (2/7/2027), bukan hanya melukai puluhan wisatawan namun juga membuat kira-kira 4 hektare lahan pertanian rusak.
Sebagian di antaranya merupakan lahan pertanian warga yang ditanami bibit kentang.
Pepohonan dan tanaman liar hijau di sekitar kawah, termasuk ribuan tanaman kentang berubah warna jadi abu-abu karena terkena semburan lumpur.
"Lahan di sekitar kawah sebagian milik pemerintah, sebagian dikelola warga," kata Sudar, petani di sekitar kawah Sileri asal Desa Kepakisan, Kabupaten Banjarnegara, Jateng, Senin (3/7/2017).
Menurut Sudar, tanaman kentang petani yang terkena semburan lumpur berusia sekitar 50 hari sampai 60 hari.
Sudar mengatakan, tanaman kentang yang tertempel lumpur kawah tidak akan bertahan hidup alias mati.
Dengan demikian, petani tersebut terancam gagal panen.
"Lumpur vulkanik sebenarnya bagus untuk kesuburan tanah, tapi kalau langsung mengenai tanaman bisa mati," ia menjelaskan.
Kepala UPT Dieng Ibnu Hasan mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan ganti untung kepada petani yang lahannya terdampak semburan lumpur kawah Sileri.
Pasalnya, kejadian tersebut murni bencana alam sehingga dampak terhadap lahan petani bukan tanggung jawab pengelola.
Menurut Ibnu, petani harus menyadari risiko memanfaatkan lahan di sekitar kawah yang sebenarnya tidak diperbolehkan ditanami karena berbahaya.
"Sampai radius 200 meter dari bibir kawah sebetulnya tidak boleh ditanami. Sehingga jika terjadi apa-apa dengan lahan mereka terkait bencana, itu di luar kewenangan kami," kata Ibnu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.