PLN Persero Dampingi KHE Garap PLTA Kayan, Pemprov Kaltara Harap Dapat Saham Goodwill
Skema investasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara berubah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Skema investasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara berubah.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie membeberkan, PT PLN Persero ikut terlihat dalam rencana investasi potensi hydro power di Kecamatan Peso itu.
Irianto kepada Tribun membeberkan, rencana PT PLN Persero join dalam investasi PLTA sudah dibicarakan di tingkat Kementerian Badan Usaha Milik Negara. PT PLN Persero juga sudah bertemu investor utama PLTA, PT Kayan Hydro Energi.
"PLN Persero akan masuk investasi. Itu sudah dibicarakan di tataran Kementerian BUMN," sebut Irianto saat diwawancara, Senin (3/7/2017) di gubernuran.
PT PLN Persero dan Kayan Hydro Energy mengambil skema bisnis to bisnis. Listrik yang dihasilkan dari PLTA separuh dapat dijual murah kepada PT PLN untuk kepentingan publik/rumah tangga.
Separuh daya listrik yang dihasilkan akan disuplai ke kawasan industri Tanah Kuning atau perusahaan lain yang membutuhkan daya listrik besar.
"Kalau yang ke PLN nanti itu untuk rumah tangga saja. Tidak cukup besar disesuaikan kebutuhan. Nanti sebagian dijual ke kawasan industri. Untuk mengalirkannya, PT PLN yang menguasai jaringan. Tetapi bisa juga jaringan disiapkan oleh swasta kalau sanggup," ujar dia.
Pengalokasian listrik ke kawasan industri diharapkan memberi dampak keekonomian yang tinggi. Selain terserapnya dan terbukanya peluang angkatan kerja, penghasilan masyarakat diyakini bisa meningkat.
Pemprov Kalimantan Utara tidak menutup kemungkinan join dalam investasi kelistrikan tersebut. Namun kata Irianto, akan disiapkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terlebih dahulu.
"Pemprov bisa masuk. Tetapi melihat kemampuan keuangan. Kalau bicara bisnis kita ikut investasi. Minimal kita diberi saham goodwill. Tetapi itu tetap bayar, artinya kalau perusahaan untung, kita ambil dibayarkan untuk investasi. Atau nanti sebagian diserahkan boleh, sebagian kita ambil sebagai PAD. Tetapi itu tergantung perjanjian skemamya," ia menerangkan.
Untuk progres pembangunan PLTA diharapkan bisa dimulai secepatnya oleh investor. Namun yang menjadi catatan Irianto, ketersediaan dana, tenaga ahli, dukungan masyarakat dan stakeholder lainnya bisa segera dikantongi.
"Sekarang mereka (PT Kayan Hidro Energy) mulai membebaskan lahan dan sedang mencari lahan pemukiman baru bagi masyarakat kita yang terkena dampak lokasi pembangunan PLTA," sebut dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.