Hampir 24 Jam Pasca Kecelakaan di Perairan Tias, Kepala Sekolah dan Cucunya Belum Ditemukan
Keterangan keluarga korban kata Kapolres, sebelum perahu terbalik, perairan Tias mengalami ombak besar
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Sebuah perahu ketinting yang ditumpangi 8 orang sekeluarga dikabarkan mengalami musibah kecelakaan dalam perjalanan jalur sungai menuju muara Tias, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, dari Desa Apung (Log Pon) Kecamatan Tanjung Selor.
Ketinting nahas itu terbalik, Senin (3/7/2017) sekitar pukul 17.00 Wita, sejam setelah berangkat dari Desa Apung. Terbaliknya ketinting dipastikan karena hantaman gelombang.
Penumpang 8 orang masing-masing Makasau (64) yang diketahui menjabat Kepala Sekolah SDN 06 Desa Tias, Tanjung Palas Tengah, dan istrinya Rosidah (50).
Dua orang putrinya masing-masing Ika Monika (13) dan Mala (27), serta putranya Luang (35) juga ikut menjadi korban.
Korban lainnya ialah Fatma (27) notabene menantu Makasau/istri Luang. Lalu Izza (2,5) cucu Makasau, dan Feby (10) keponakan Makasau.
Dari delapan korban, dua di antaranya belum ditemukan yakni Makasau dan Izza.
Kepala Kepolisian Resort Bulungan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muhammad Fachry mengatakan, warga muara I Tias sudah berupaya mencari korban di sekitar perairan terbaliknya ketinting.
"Jam 19.00 kami terima laporan dari Polsek, langsung saya dan anggota berangkat ke sana menemui keluarga korban. Perjalanan pakai speedboat ditempuh 1,5 jam. Setelah ke keluarga korban, lalu turun bersama warga di sekitar tempat kejadian perkara melakukan pencarian," ujar Muhammad Fachry, Selasa (4/7/2017).
Keterangan keluarga korban kata Kapolres, sebelum perahu terbalik, perairan Tias mengalami ombak besar.
Salah seorang saksi bernama Yunus mengatakan, ketinting yang dikemudikan Makasau itu nekat memotong gelombang.
Ketika mengadang gelombang, air masuk ke dalam ketinting. Seluruh penumpangnya panik dan seketika ketinting terbalik.
"Korban Pak Makasau ini bahkan membantu keluarganya yang terpisah untuk ditarik mendekat ke perahu yang sudah terbalik. Namun karena karena ponakannya Izza 3 tahun lepas dari ibunya, Pak Makasau in langsung menyelam mencari lagi. Ketika mencari keponakannya itu, dia sudah tidak ada lagi muncul ke permukaan," tutur Kapolres.
Enam orang korban selamat sempat terombang-ambing cukup lama di air. Keenamnya baru mendapatkan pertolongan dari warga sekitar dan speedboat yang melintas dua jam kemudian.
"Tadi malam saya dan anggota dan sekitar 30 unit perahu nelayan Tias melanjutkan pencarian sampai hampir pukul 2 dinihari. Kami putuskan berhenti sementara karena gelombang cukup tinggi, tidak aman," ujarnya.
Di lokasi saat ini personel Basarnas Tarakan dan Tagana sudah ikut dalam kegiatan pencarian Makasau dan Izza. (Wil)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.