Gajah Purba di Grobogan Setinggi Atap Rumah dan Berat 12 Ton
Di balik tanah Dusun Kuwojo, Grobogan, tertanam fosil gajah purba utuh yang beratnya mencapai 12 ton dan tinggi badannya se rumah.
Editor: Y Gustaman
Kemunculan Banjarejo sebagai lingkungan hunian fauna purba di masa Plestosen semakin dilengkapi temuan alat kerja batu yang diyakini dipakai manusia purba pada masa itu.
Alat kerja itu berupa bola batu berfaset, yabng juga ditemukan di Sangiran dan banyak situs purba lainnya.
"Bola batu itu ditemukan saat penelitian BPSMP Sangiran di utara Dusun Nganggil. Ada setidaknya delapan (8) bola batu yang ditemukan di beberapa lokasi. Namun tidak semuanya ada jejak faset atau disayat, cara pembuatan bola batu oleh hominid purba dulu," jelas Taufik.
Wahyu Widiyanta, Ketua Tim Penyelamatan Fosil Gajah Banjarejo yang bekerja mulai 12 Juli 2017, mengamini, temuan bola batu berfaset itu sangat signifikan.
"Ini menandakan ada kehidupan hominid di Banjarejo, perkiraan saya kala Plestosen tengah," kata Wahyu.
"Bagi saya, Banjarejo ini sangat-sangat menarik. Baik secara akademis maupun kesejarahan purbakala. Selama ini temuan dan indikasi kuat hominid hidup dan berkembang di selatan zona Kendeng, atau di sepanjang cekungan Solo (Solo Depression)," kata Wahyu.
"Namun fakta temuan di Banjarejo ini bisa memperbarui pengetahuan kita tentang sejarah kala Plestosen bawah hingga Plestosen tengah," imbuhnya.
"Bola batu berfaset itu umumnya merupakan alat kerja manusia purba, termasuk untuk berburu," papar arkeolog lulusan UGM ini.
Keseriusan BPSMP Sangiran mengeksplorasi wilayah Banjarejo pun disambut baik Bupati Grobogan Sri Sumarni.
Di hadapan Kepala BPSMP Sangiran Sukronedi, Rabu (12/7/2017) lalu, Sri Sumarni berjanji menyiapkan pengembangan situs itu.
Termasuk membangun museum penyimpan koleksi serta museum lapangan di lokasi temuan fosil Stegodon di Dusun Kuwojo.
Ia telah memerintahkan Kepala Bappeda dan Dispora Grobogan untuk menyusun kajian dan usulan kongkret, hingga perencanaan biayanya.
Banjarejo memang belum banyak diketahui umum, termasuk kalangan arkeolog dan peneliti. Namun temuan terakhir fosil Stegodon yang relatif utuh ini bisa mengubah segalanya.
"Tak hanya sejarah purba, Banjarejo ini punya riwayat lengkap," lanjut Wahyu Widiyanta.
"Kekayaan sejarah Banjarejo ini ada jejaknya mulai zaman purba, klasik, Islam, hingga modern. Ada temuan kubur kuno zaman megalitik (kubur budo), hunian klasik masa Hindu/Budha, hingga masuknya Islam hingga sekarang," ucap dia.